Mahasiswa Kukerta UNRI 2023 Sambut Rombongan Wabup Bengkalis Yang Datang Ziarah Kemakam Dara Sembilan Desa Senggoro

KILASRIAU.com - Wakil Bupati Dr. H. Bagus Santoso, MP Bengkalis dan FORKOPIMDA beserta rombongan melakukan Ziarah kemakam Dara Sembilan Desa Senggoro, Senin (31/7/23) lalu.

Tradisi ini dilakukan secara turun temurun oleh pemerintah kabupaten Bengkalis, yang mana setiap hari jadi Kabupaten Bengkalis pemerintah pergi kemakam makam Pahlawan Kesuma Kesatria, makam H. Abdullah Nur, makam Panglima Minal, makam datuk laksamana dan makam sejarah lainnya. Tradisi ini merupakan rasa syukur pemerintah Bengkalis terhadap pahlawan dan tokoh-tokoh yang telah berjuang di Bengkalis Negeri Junjungan.

Wakil Bupati Dr. H. Bagus Santoso, MP Bengkalis dan FORKOPIMDA beserta rombongan disambut hangat di gerbang makam dara Sembilan yang diiringi dengan kompang menuju ke makam dara Sembilan lalu dilanjutkan dengan penampilan silat seni sebagai bentuk sambutan dan ucapan selamat datang dari masyarakat setempat dan mahasiswa KUKERTA UNRI di Desa Senggoro kepada wakil bupati dan para rombongan.

Prosesi ziarah makam, diawali dengan pembacaan sejarah singkat,dilanjutkan pembacaan do’a dan diakhiri tabur bunga. Makam ini terletak di Desa Senggoro Kecamatan Bengkalis, dijalan Panglima Minal. Untuk menuju mamkam ini harus berjalan kaki melewati jalan setapak di kebun penduduk dan semak belukar.

Dari jalan raya makam tersebut berjarak sekitar 200 meter, dan letaknya ditengah perkebunan dan lading penduduk. Luas makam ini sekitar kurang lebih 705 meter. Dimakam dara Sembilan ini juga terdapat makam tuan guru kesembilan dara dan dua makam pengawal dara Sembilan.

Menurut cerita sejarah makam Dara Sembilan berdiri pada tahun 1512 Masehi Bengkalis sudah ada Pulau Bengkalis sejak dahulu telah dihuni manusia dengan pola kehidupan yang sangat tradisional, dan telah memiliki tatanan pemeirintahan namun masi dalam bentuk perbatinan (pemerintahan), terutama perbatinan orang suku asli dan perbatinan Senggoro, Batin Alam di Sungai Alam, Batin Penebal di Penebal, Batin Senderak di Senderak, Batin Kembung di Kembung,Bati Bengkalis di Bengkalis dan Batin Putih di Ketam Putih.

Perbatinan senggoro dikala itu masih memiliki lingkungan yang sangat kecil, disinilah sebagai pusat pemerintahan. Kampung Bengkalis (Perbatinan Senggoro) terletak disungai Bengkalis yang tak  jauh dari lokasi ini dan dikenal dengan Parit Rentang sekarang di pesisir Pulau Bengkalis, telah memiliki orang terpilih dan terlatih serta berani mempertaruhkan nyawanya dalam mempertahankan wilayahnya.

Perbatinan dibawah pimpinan Batin Hitam (Batin Senggoro) mereka telah mengatur strategi dan taktik mempertahan kan daerahnya dengan membangun banteng-banteng yang saat ini dikenal dengan nama “Benteng Batin Hitam (Batin Senggoro)”, Benteng persembunyian para gadis kampong Bengkalis yang saat ini dikenal dengan “kuburan Dara Sembilan”.

Dahulunya Benteng Batin Hitam dilengkapi dengan meriam-meriam yang terpasang dan siap untuk ditembakkan terhadap musuh atau lanun yang atau mengganggu ketentraman kampung Bengkalis. Sedangkan kuburan Dara Sembilan merupakan benteng khusus untuk melindungi para jelita (Gadis) kampung Bengkalis dari serangan portugis dan lanun yang suka memaksa atau menculik para gadis.

Dari itu Benteng Hitam membangn benteng tempat persembunyian para gadis yang letaknya lebih kurang 75 meter dari Benteng Batin Hitam. Kematian Dara Sembilan bermula dari kejadian kerusuhan yang dilakukan oleh portugis atau lanun. Sembilan orang gadis disembunyikan didalam benteng tersebut yang kunci rahasia berada dibagian luar, sedangkan juru kuncinya melakukan perlawanan menyerang portugis atau lanun.

Serangan portugis atau lanun sangat dahsyat sehingga mengakibatkan benteng itu roboh dan menutupi tempat kunci rahasia, sehingga pintu persembunyian tidak bisa dibuka dan menyebab kan Sembilan Dara terkbur dibenteng itu dan tidak tertolong.

Mereka meninggal secara bersama di dalam benteng itu, sampai sekarang adapun Sembilan dara tersebut yaitu: 1. Mayang Sari ; 2. Cempaka ; 3. Aisyah ; 4. Rubaiyah ; 5. Samsidar ; 6. Zainun ; 7. Kamariah ; 8. Siti Hawa ; 9. Zubaidah (Sumber : ahli waris).

Sumber sejarah lainnya mengatakan bahwa yang memegang kunci pintu Benteng Batin Hitam adalah ayah dari Sembilan dara yang terkunci didalam benteng itu, ada yang mengatakan bahwa kesembilan dara itu bukan adik beradik melainkan dara-dara yang ada pada masa itu. Kemudian sumber sejarah lainnya juga mengatakan bahwa pada masa itu jumlah penduduk masih minim sehingga Makam Dara Sembilan dijaga seekor ular weling.

Setiap bulannya akan diberi sesajian untuk ular itu sebagai penghormatan terhadap Makam Dara Sembilan, tetapi setelah zaman berkembang dan penduduk semakin ramai serta kepercayaan masyarakat semakin kokoh penduduk tidak lagi memberi sesajian, sehingga ular yang diatas makam Dara Sembilan tidak lagi dijumpai.

Makam ini dipercaya mempunyai kekuatan gaib sehingga bagi orang yang datang berziarah dilarang berkata kotor, berfikir kotor, meludah sembarangan, dan bersikap tidak sopan, karena dikhawatirkan akan mendapat musibah.

Singkat cerita Batin Hitam dan kawan-kawan akhirnya berhasil membuat para lanun mundur berkat kerja keras Batin Hitam dan kawan-kawan yang belum tergoyahkan.






Tulis Komentar