Menguak Sejarah Tangsi Belanda Bangunan Kuno Nan Megah di Kota Istana

KILASRIAU.com, Siak Sri Indrapura – Tangsi Belanda, merupakan saksi bisu pemerintahan Kolonial Belanda di Siak tepatnya Desa Benteng Hulu, Kecamatan Mempura. Kini Tangsi Belanda menjadi destinasi wisata bersejarah yang menarik untuk dikunjungi dengan keunikan bangunannya yang memiliki arsitektur bangunan Eropa. Salah satu pendiri dari Tangsi Belanda ini adalah JJ. Van Rossum yang makamnya berada sekitar 150 m dari Tangsi Belanda.

Pemandu wisata Tangsi Belanda Siak, Dadang Iskandar menjelaskan bahwa dulunya Tangsi Belanda ini digunakan sebagai zona pertahanan tentara Belanda. Selain itu, Tangsi Belanda juga dimanfaatkan sebagai ruang tahanan, gudang mesiu, kantor residen, barak pasukan, puskesmas, dan tempat penyimpanan logistik. 

“ Tangsi ini dibangun pada abad ke-18 setelah ditandatangani Traktat Siak pada masa Sultan ke-9, Sultan Asy-Syaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Jalaluddin. Bangunan ini juga memiliki keunikan pada tata letak bangunannya yang menghadap sungai untuk memudahkan tentara Belanda mengintai kapal di Sungai Siak” kata Dadang, Senin (2/11).

Selain itu, Dadang mengatakan bahwa pada saat itu Belanda merupakan mitra bisnis Kerajaan Siak dalam hal perkebunan, hutan, serta pertambangan. Selain itu Sungai Siak juga berperan penting dalam lalu lintas perdagangan Sumatera menuju Malaka. Sehingga dibangunlah kompleks Tangsi Belanda ini di daerah Mempura tepatnya pinggir Sungai Siak. 

Namun sejak 1960-an bangunan ini sempat terlupakan dan tidak terawat. Kondisinya memprihatinkan. Dinding bangunan utama rusak dan kusam. Selain itu beberapa bagian bangunan juga hilang.

Tangsi Belanda ini akhirnya dipugar pada awal tahun 2018 dan selesai di akhir tahun 2019. Revitalisasi dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pemugaran tidak menghilangkan arsitektur asli dari Tangsi Belanda tersebut.

Dadang mengatakan sebelum direvitalisasi terlebih dahulu dikaji ulang struktur bangunan oleh Balai Arkeologi Sumatera Barat bersama dengan Tim Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Setelah dipugar, kini Tangsi Belanda berubah menjadi bangunan indah yang dilengkapi dengan fasilitas di dalamnya. 

Tidak hanya sebagai destinasi wisata Pemerintah Kabupaten Siak, Tangsi Belanda ini juga dilestarikan sebagai cagar budaya sehingga masyarakat dapat mengunjungi objek bersejarah ini di Siak. Bangunan ini sudah dibuka untuk umum sejak akhir tahun 2019.

“Sejak dibukanya Tangsi Belanda untuk umum, antusias masyarakat sangat besar sekali untuk mengunjungi bangunan ini, Terutama di hari libur. Bangunan ini menarik untuk masyarakat untuk berkunjung atau sekedar mengambil foto” tutup Dadang. (**)






Tulis Komentar