Berkat Kerja Keras dan ke Uletan Hingga Laba Ratusan Juta, BUMDes Lancang Kuning Transparan Lakukan MDPT

Foto bersama usai melaksanakan Musyawarah Desa Pertanggungjawaban Tahunan (MDPT) BUMDES Lancang Kuning ke 13 periode 01 Januari - Desember 2023 di Balai kantor desa, Rabu (21/2/24)

KILASRIAU.com  - Inhil - Berkat kerja keras dan ke uletan para pengurus BUMDes Lancang Kuning, Desa Rumba Jaya, Kecamatan Kempas, Kabupaten Inhil menjadi salah satu BUMDes terbaik dengan keuntungan hingga ratusan juta per tahun.

Selain itu juga, menjadi BUMDes yang masuk dalam kategori BUMDES Maju dan memiliki badan hukum serta ijin usaha dari kementerian.

Untuk itu, hari ini pemerintahan desa (Pemdes) Rumbai Jaya melaksanakan Musyawarah Desa Pertanggungjawaban Tahunan (MDPT) BUMDES Lancang Kuning ke 13 periode 01 Januari - Desember 2023 di Balai kantor desa, Rabu (21/2/24)

Penyelenggaraan ini merupakan agenda tahunan yang selalu di laksanakan dengan tujuan agar masyarakat dapat mengetahui segala hal tentang BUMDES desa Lancang Kuning.

Oleh sebab itu, Direktur BUMDES Lancang Kuning, Desa Rumbai Jaya, Mulyono bercerita, awal mula BUMDes Lancang Kuning bergerak di bidang ternak sapi adalah pada tahun 2016, tepat pada tahun pertama berdirinya BUMDes Lancang Kuning.

Pada tahap awal saja, BUMDes Lancang Kuning hanya bermodalkan 29 ekor sapi melalui anggaran yang bersumber dari kas BUMDes yang semula merupakan Unit Ekonomi Desa - Simpan Pinjam atau UED - SP.

Agar BUMDes Lancang Kuning ini dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dilakukan penerapkan pola kemitraan melalui sistem bagi hasil dengan masyarakat yang memelihara sapi BUMDes. Dimana masyarakat berhak atas 60% keuntungan, sementara pihak BUMDes memperoleh 40% dari hasil penjualan sapi.

"Pada dasarnya, Pola kemitraan yang diterapkan BUMDes Lancang Kuning ini ialah memegang teguh prinsip pemberdayaan juga memungkinkan warga yang memelihara sapi untuk memiliki pedet yang dilahirkan oleh sapi yang dipeliharanya," kata Mulyono.

Memang, lanjut Mulyono menjelaskan bahwa menanggapi tujuan tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Begitu pula lah yang dialami oleh BUMDes Lancang Kuning. Di masa awal, perjalanan BUMDes sempat tersendat, sebab usaha yang dijalankan adalah penggemukan.

Kendalanya, diungkapkan Mulyono, terdapat pada fase penjualan hewan ternak, yang mana BUMDes dan peternak kesulitan mencari pasar untuk sapi Limosin. Hingga akhirnya, BUMDes 'banting stir' dan lebih memilih usaha pengembangbiakan.

Pada tahun 2018, BUMDes Lancang Kuning memperoleh dana segar guna pengembangan. Pemerintah Desa Rumbai Jaya melalui dana desa memberikan penambahan penyertaan modal senilai Rp 350 juta. Alhasil, BUMDes Lancang Kuning bersama kelompok ternak dan peternak lokal mandiri Desa Rumbai Jaya memiliki total 600 ekor sapi saat ini.

"Jadi proses keberhasilan pada hari ini tidak terlepas dari partisipasi masyarakat serta dukungan dari semua pihak, baik itu pemerintah kecamatan, desa, Lurah hingga warga yang percaya akan kemajuan BUMDes Lancang Kuning ini," ungkapnya.

Bagi Mulyono, kesuksesan pengembangbiakan sapi tidak cukup hanya diukur berdasarkan seberapa banyak jumlah sapi yang dimiliki BUMDes Lancang Kuning, namun lebih ke arah bagaimana BUMDes mampu berperan aktif dalam pemberdayaan kelompok ternak dan peternak lokal mandiri di Desa Rumbai Jaya, membuka ruang bagi masyarakat untuk turut serta.

Maka itu, pihak BUMDes Lancang Kuning terus melakukan pembinaan terhadap kelompok ternak dan peternak lokal mandiri. Salah satu bentuk pembinaan, ialah dengan penyediaan modal bagi masyarakat Desa Rumbai Jaya yang berniat memulai usaha ternak sapi secara mandiri.

Bagi kelompok ternak, pembinaan cenderung dilakukan dalam bentuk vaksinasi terhadap sapi. Jenis sapi Bali diketahui rentan terserang penyakit Jembrana dan berpotensi menular kepada sapi lain.

"Berkat keberhasilan inilah BUMDes Lancang Kuning memiliki beragam penghargaan salah satu role model pengembangbiakan sapi di Kabupaten Indragiri Hilir kemudian menjadi BUMDes Maju," ucapnya.

Selain melakukan pengembangbiakan ke hewan sapi, BUMDes Lancang Kuning terus melakukan inovasi agar semakin lebih baik serta dapat benar-benar mensejahterakan masyarakat.

"Kita juga melakukan pengembangan UMKM rumahan seperti pembuatan gula Aren dan gula Semut. Dibidang pertanian kita juga menyediakan tempat pembelian pupuk untuk tanaman masyarakat baik itu tanaman tahunan maupun bulanan. Terakhir akan melakukan pengembangan Agrowisata," sebutnya dengan semangat.

Namun semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas BUMDes tidak serta merta berhasil yang mengakibatkan penurunan pada laba yang dihasilkan. Hal ini salah satunya diakibatkan terjadinya PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada sapi-sapi di Desa Rumbai Jaya.

Diketahui, pada tahun 2022 BUMDes Lancang Kuning memiliki laba sebesar Rp193.463.000, - sementara pada tahun 2023 laba yang dimiliki BUMDes sebesar Rp142.866.743, -.

"Namun, kami tetap akan berkomitmen untuk terus meningkatkan laba BUMDes baik dari BUM Desa, Unit Usaha Simpan Pinjam, Unit Usaha Penggemukan Sapi, Unit Usaha Agrowisata dan Unit Usaha Perdagangan. Tentunya hal ini kami tujukan untuk pemerataan kesejahteraan masyarakat Desa Rumbai Jaya," pungkasnya.

Sementara itu, kades Rumbai Jaya, Kecamatan Kempas Kabupaten Inhil, Ahmadriadin sangat mengapresiasi serta selalu memberikan support dan dukungan kepada pengurus BUMDes Lancang Kuning.

"Alhamdulillah, hari ini kita dapat bersama-sama merasakan serta menikmati berbagai keberhasilan yang dilakukan oleh pengurus BUMDes Lancang Kuning kita ini," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa masih banyak PR yang harus di selesaikan di desa Rumbai Jaya ini. Khususnya bidang pemberdayaan masyarakat, ekonomi dan masih banyak lagi.

"Oleh karenanya saya mengajak seluruh masyarakat untuk selalu memberikan support dan dukungan kepada kami agar kedepannya bisa mewujudkan apa yang kita harapkan bersama," imbuhnya.

Untuk diketahui, saat ini BUMDes Lancang Kuning masuk dalam Program “Desa Brilian” dari bank BRI yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis SDG’s.






Tulis Komentar