Strategi Bank Mandiri Hadapi Persaingan Ketat Bisnis E-Money

Kantor Pos Layani Isi Uang E-Money.

KILASRIAU.com - SEVP Consumer and Transaction Bank Mandiri, Jasmin, menyatakan tahun ini bisnis uang elektronik cukup menantang, mengingat banyak platform pembayaran lain yang telah muncul.

Namun, Jasmin tetap optimistis bisnis uang elektroniknya yaitu e-maney masih bisa tumbuh hingga 5 juta keping kartu pada tahun ini.

"Untuk e-money per Desember 2018 kita punya sebanyak 16,4 juta kartu dan tahun ini akan menambah 5 juta kartu," kata Jasmin di Jakara, Senin, (14/1).

Dia mengatakan, untuk meningkatkan bisnis uang elektronik, dia juga terus meluncurkan varian baru dalam jenis uang elektroniknya. Tidak hanya itu, Bank Mandiri juga terus berkolaborasi dengan pihak lain dalam memasarkan dan menjual e-money mereka.

Dia menambahkan akan terus menambah layanan top up atau isi ulang e-money agar masyarakat semakin mudah menggunakannya. Saat ini, Bank Mandiri sudah menjalin kerjasama perluasan layanan top up dengan Tokopedia dan Pos Indonesia.

"Top up di online belum banyak kita masih banyak di off line seperti indomaret, merchant dan online baru kita coba. Nanti akan kesana (online) kalau top up tak perlu lagi ke Indomaret. Kalau pakai NFC, bisa juga pakai smartphone," ujarnya.

Sebagai informasi, hingga akhir Desember 2018, perusahaan telah menerbitkan 16,4 juta kartu dengan penerimaan uang elektronik Mandiri di lebih dari 45 ribu merchant dan 60 ribu lokasi top up. Saat ini kartu e-money Mandiri telah diterbitkan dalam berbagai edisi unik dengan desain yang bervariasi seperti Asian Games 2018, Marvel Avengers, Star Wars, Disney Tsum Tsum dan lainnya.

Dari jumlah ini, frekuensi transaksi e-money, Mandiri adalah di Januari-Desember 2018 mencapai 1,1 miliar dengan transaksi nominal Rp 13,4 triliun. Sektor transportasi terbesar yang mencapai 94 persen, terutama jalan tol seperti jalan tol Trans Jawa, jalan tol Bali Mandara, jalan tol Medan-Kualanamu dan jalan tol Ujungpandang ruas 1 dan 2.






Tulis Komentar