Asmara di Balik Pembunuhan Siswi SMK Bogor, Korban Sudah Lama Diintai

KILASRIAU.com - Pelaku pembunuhan siswi SMK Bogor, Andriana Yubelia Noven Cahya (18) hingga kini masih diburu polisi. Pelaku diduga menghabisi siswi kelas XII jurusan Tata Busana, SMK Baranangsiang tersebut karena sakit hati.

Seorang saksi bernama Lia (36) menyebut pelaku sudah lama mengintai korban. Penjaga kosan korban itu mengaku pernah melihat pria yang diduga pelaku datang ke kosan korban, dua hari sebelum penusukan.

Lia mengatakan, ciri-ciri pria yang datang ke kosan korban pada Ahad (6/1/2019) mirip dengan pelaku pembunuhan yang terekam CCTV.

“Saya tidak tahu itu siapa. Sebab dari sebelum-sebelumnya, Andriana Yubelia memang pernah kedatangan tamu pria. Tapi saya tahu itu teman sekolahnya. Dia mengerjakan tugas bersama Noven di sini,” ujar Lia kepada Radar Bogor.

Dia menjelaskan, Andriana Yubelia sebelumnya pernah belajar mobil dengan seorang pria yang diduga merupakan pacar AY. Tapi itu sudah dua tiga bulan lalu. Sampai sekarang pacar Andriana Yubelia tak pernah kelihatan lagi.

Dia pun sudah memberikan informasi ini kepada polisi. Dia bahkan menyebut beberapa nama teman-teman sekolah AY yang ia kenal, termasuk orang yang diduga pacar Andriana Yubelia.

“Namun, pacar AY yang saya maksud bukanlah seperti yang terpampang di CCTV,” ucapnya.

Kapolresta Bogor Kombes Pol Hendri Fiuser mengatakan, pelaku masih dalam pengejaran polisi. Ia menduga pelaku menghabisi korban karena sakit hati dan dendam.

“Pelaku kan belum ketangkap, tapi pada umumnya kasus pembunuhan seperti ini pasti ada motifnya. Sementara dugaan awal karena dendam dan sakit hati,” ujarnya kepada wartawan saat mendatangi TKP di Jalan Riau, RT 04 RW 3, Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor Rabu dini hari, 9 Januari 2019.

Sementara itu, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah II, Dadang Ruhiyat mengaku terkejut saat mengetahui pembunuhan siswi SMK Bogor, Andriana Yubelia. Dia mendapatkan informasi tersebut langsung dari Ketua MKKS.

“Sekarang sedang koordinasi dengan beliau dan akan koordinasi dengan sekolah, sebab saya belum tahu motif (pembunuhan) sebenarnya,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Dadang mengatakan, pihak sekolah sebetulnya sudah memiliki data siswanya yang tinggal tak bersama orang tua. Salah satunya mereka yang indekos. Sebab saat pendaftaran, alamat orang tuanya akan diminta. Namun tak ada perlakukan khusus jika telah diketahui perihal tersebut.

“Sekolah hanya menghimbau agar siswa itu bisa menjaga diri dan berhati-hati,” kata dia.

Dengan kejadian tragis ini, Dadang meminta semua sekolah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap siswanya. Terutama yang tinggal tak bersama orang tua. Sehingga tak ada lagi korban jiwa apapun motifnya.

“Tidak ada kebijakan yang kita keluarkan, kita akan lebih menegaskan kepada sekolah-sekolah yang mempunyai siswa yang kos agar lebih berhati-hati,” tegasnya.






Tulis Komentar