Awal Mula Nama Putri Anggun Sibiran Tulang

Putri Anggun Sibiran Tulang pada Iven pacu jalur tingkat nasional tahun 2024 (Kiriman Ramudep/Lensa Rams)

KILASRIAU.com  -  Sebuah pertanyaan hiperbola terkadang terucap ketika bertanya. Tapi lebih bagus dari pada tidak bernama. Jika tidak, seperti apa kita menyapa. Bukankah menurut Imam Syafii, seorang anak bukan hanya sebatas bunga mawar, melainkan amanah yang harus senantiasa didoakan, termasuk melalui nama yang diberikan.

Begitu juga dengan nama PUTRI ANGGUN SIBIRAN TULANG. Menandakan identitas sebuah jalur milik masyarakat desa Banjar Padang Kec. Kuantan Mudik. Sang juara pada iven nasional di tepian Narosa Teluk Kuantan Tahun 2024. Bulan Agustus yang lalu.

Tahukah dunsanak, nama PUTRI ANGGUN SIBIRAN TULANG diambil dari perpaduan dua kata yang merupakan kolaborasi dunia mimpi dan dunia nyata.

PUTRI ANGGUN nama yang diambil dari bunga tidur sang tukang sinso, Anto. Bunga tidur itu datang di sepertiga malam. Tiga malam berturut-turut. Dalam mimpi itu dia didatangi seorang gadis cantik berbaju serba putih. Cantik secantik-cantiknya. Protes dan merasa terusir. Tempat yang selama ini didiami sudah ditumbangkan. Kemana hendak tinggal. Tak mungkin berkelana ke pohon lain yang sudah berpenghuni. Pohon yang ditumbangkan adalah tempat tinggal ternyaman. Marsawa merah. Tumbuh bertahun tahun di Rimbo Bukit Tabandang - Hulu Kuantan.

Anto yang saat berjumpa dengan Panitia Pembuatan Jalur sempat melontarkan pertanyaan. Apakah pohon yang ditumbangkan sudah dijampi jampi oleh sang pawang?. Selama berprofesi sebagai tukang sinso baru ini mengalami mimpi didatangi sang “penghuni” pohon.

Sang pawang yang di_tua_kan memang tidak ikut dalam prosesi penebangan. Tetapi kemenyan dan beras kuning sudah diserakkan di pangkal kayu.

Akhirnya, Panitia Pembuatan jalur menyampaikan mimpi tadi. Sang pawang mengiyakan bahwa “penunggu” kayu tersebut adalah perempuan cantik. Dia berpesan, jika ingin memberi nama, kata Putri jangan ditinggalkan. Terserah apapun nama sambungannya.

Sedangkan nama SIBIRAN TULANG dilengketkan oleh Ketua Pembuatan Jalur, Dodi Oktaviandi. Sibiran Tulang seakan menggambarkan kecintaan terhadap anak gadisnya. Satu-satunya dalam keluarga. Sebenarnya beliau memiliki 4 orang anak. Duka menguji hidupnya. Dua orang anaknya meninggal dunia. Tinggal sepasang.  Kata Sibiran Tulang dianggap perpaduan kata yang cocok menyambung nama PUTRI ANGGUN.

Dua hari sebelum rapat kampung, nama tersebut disampaikan ke sang pawang di rumahnya. Sang pawang setuju. “Lei elok ma. Namo itulah dulu disampaikan ke masyarakat. Masalah namo tengok ndek kalian, bahaso banyak di kampuang ma. Tapi setelah mandapek hilang bahaso tu sagalo nua” ujar sang pawang yang tinggal di desa tetangga, Banjar Guntung

Diinformasikanlah ke masyarakat bahwa akan ada agenda penetapan nama dalam rapat bersama. Dalam rapat disampaikan bahwa dalam penetapan nama tersebut tak ada perdebatan dan tak ada voting. Nama sudah mendapat persetujuan sang pawang sebagaimana amanat masyarakat. Nama itu akan tertempel di jalur yang baru saja dibuat. PUTRI ANGGUN SIBIRAN TULANG.

Meskipun sudah ditabalkan, beberapa masyarakat sempat memperbincangkan nama Sibiran Tulang. Ketidaksetujuan kata Sibiran Tulang karena tidak tahu makna. Menerka-nerka. Masih penasaran.  Bahkan dianggap berbau Sumatera Barat. Tidak ada dan jarang terdengar di kosakata Lokal - Kuansing. Bahkan ada menyangka dari bahasa Sumatera Utara. Namun keputusan sudah diambil. Tidak ada lagi PK (Peninjauan Kembali) atas keputusan rapat. Rembuk telah usai.

Makna Sibiran Tulang baru dipahami ketika pencabutan undian pada iven pacu jalur di Tepian Pantai Lubuk Terentang – Gunung Toar. Darwis, reporter kondang waktu itu menjelaskan bahwa SIBIRAN TULANG bermakna “ANAK TUNGGAL BABELENG. SAYANG TATUNTUANG”. Pewaris cinta dan harta. Semata wayang pula. SIBIRAN TULANG orang tua. Separoh nafasnya seakan berpindah jiwa. Wujud cinta yang tertumpah.

Sebelum resmi menyandang nama PUTRI ANGGUN, sempat muncul nama “SI UPIAK MOLEK SIBIRAN TULANG”. Kata “SI UPIAK” dianggap terlalu lokal dan kental nuansa kampung maka diambil nama yang dianggap me_nasional yakni PUTRI ANGGUN. Nama PUTRI ANGGUN sudah mulai menyebar dikalangan masyarakat. Mimpi tukang sinso hinggap dari bibir ke bibir. Sudah familiar.

Penggunaan nama PUTRI ANGGUN SIBIRAN TULANG resmi didaftarkan perdana pada iven pacu jalur di Tepian  Pantai Lubuak Terentang - Gunung Toar. Pada iven tersebut,  tunduk di haluan jalur Bintang Emas Cahaya Intan. Sedangkan di Tepian Pintu Gudang Pulau Gobah - Hulu Kuantan kalah oleh jalur Singa Kuantan.

Di Tepian Datuak Bandaro Pasar Gunung Kec Gunung Toar, PUTRI ANGGUN mampu membuat kejutan. Jalur jalur yang sudah punya nama mampu ditaklukkan dengan speed “mahompe-hompe”. Namanya mulai menjadi perbincangan. Bahkan diprediksi akan menjadi juara waktu itu. Sayang, ketika final segitiga, sang juara harus ditentukan melalui cabut undi. Dengan alasan waktu sudah melebihi dari kesepakatan. Hampir magrib. Singa Kuantan menduduki posisi puncak, Putri Anggun runner up sedangkan Palimo Olang Putie posisi ke tiga.

Munculnya nama Putri Anggun Sibiran Tulang mulai menjadi momok yang menakutkan bagi jalur lain. Lawan yang harus dihindari pada babak penyisihan. Selain pernah menjadi juara, juga karena stamina pemacu yang membuat speed jalur “manjujuik”. “Mahompe hompe” dalam gelombang ombak. Ini bertahan sampai di tepian Narosa Teluk Kuantan. Menjadi Sang Juara. Titel yang begitu diimpikan oleh para pemacu dan masyarakat pemilik jalur.

“Mungkin namo Putri Anggun Sibiran Tulang ndak akan dirubah lai bang”ujar Ramudep sang timbo ruang.

Nama Putri Anggun Sibiran Tulang sudah membumbung tinggi. Sebuah nama yang seakan-akan menggambarkan kecintaan terhadap seorang anak gadis, realita dan mudah dicerna. Se_realita tonggol juara yang tertancap kokoh di kampung halaman. Bersambung

 






Tulis Komentar