Kabupaten Kampar Rawan Dilanda Banjir, Ini Rentetan Kejadiannya Pekan Ini

Banjir di Kota Bangkinang dan di Salo Timur, Rabu 28 November 2018 lalu

KILASRIAU.com - Kabupaten Kampar, Riau rawan dilanda banjir, seperti puluhan rumah di Desa Silam Kecamatan Kuok terjadi banjir pada 23 Oktober 2018 lalu. Banjir ini diakibatkan oleh meluapnya air Sungai Akar aliran sungai kecil yang bermuara ke Sungai Silam, anak dari Sungai Kampar.

Dan pada 23 November 2018, banjir melanda di Kecamatan Gunung Sahilan. Banjir juga disebabkan karena tingginya curah hujan di sisi hulu, sehingga meluapnya air Sungai Kampar Kiri ke pemukiman warga.

Akibatnya, seperti diberitakan sebelumnya dari data BPBD Kampar ratusan rumah warga di Desa Sahilan Darussalam dan di Desa Gunung Sahilan, Kecamatan Gunung Sahilan terendam akibat banjir ini.
ang mana saat itu Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kampar, Muhammad Yasir menyebutkan, ada 154 kepala keluarga atau 354 jiwa terdampak banjir di Desa Sahilan Darussalam. Dan di Desa Gunung Sahilan sebanyak lebih kurang 150 kepala keluarga atau 300 jiwa.

Selanjutnya 28 November 2018, atau dua hari yang lalu terjadi kebanjiran di ibukota Kabupaten Kampar, yakni Kota Bangkinang. Kebanjiran disebabkan hujan lebat mengguyur dini hari hingga pagi sehingga meluapnya air dari drainase. Banjir hampir merendam seluruh wilayah pusat Kota Bangkinang.

Pada di hari yang sama, hujan lebat dini hari hingga pagi tersebut juga merendam rumah warga di Desa Salo Timur dan di Desa Batu Belah, Kecamatan Kampar.

Kebanjiran yang tak biasa terjadi di Kota Bangkinang membuat masyarakat tercengang. Sebab, sejak lama belum pernah terjadi banjir setinggi dada orang dewasa yang terjadi dua hari yang lalu.

"Kalau musim hujan hampir setiap tahun terjadi, biasanya hanya terjadi genangan air di beberapa ruas jalan, dua tiga jam surut lagi. Tapi kali ini ketinggian air setinggi dada kita, (Orang dewasa, red). Genangannya lama dari pada biasa. Apa kerja dinas terkait selama ini, ini yang kita pertanyakan," ungkap warga Bangkinang, Azar kepada GoRiau, jumat (30/11/2018).
Kritikan terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Kampar mengatasi banjir ini juga muncul dari anggota DPRD Kampar, yakni Iib Nursaleh.

"Tentu ini perlu jadi perhatian kita semua, khususnya evaluasi pembenahan tata Kota Bangkinang. Agar jangan sampai banjir lagi di ibukota kabupaten kita ini. Buat dinas kesehatan dan BPBD Kampar, jangan sampai lengah bahaya yang akan mengancam pasca banjir," ucap politisi golkar ini.

Sementara itu Kepala Desa Sahilan Darussalam, Hendri Dunan mengatakan saat dihubungi GoRiau melalui selularnya, kebanjiran di desanya sudah menjadi langganan setiap tahunnya.

"Kalau berbicara soal banjir di Desa Sahilan Darussalam, sudah menjadi langganan setiap tahunnya. Banjirnya di musim hujan seperti pada bulan November, Desember, Januari dan Pebruari," ulasnya. 

Dari pantauan, akibat banjir ini menyebabkan tidak sedikit harta benda warga yang tak terselamatkan. Aktivitas terganggu, rentan karena penyebab kulit, kerugian materi contoh kolom ikan yang hanyut disapu banjir, sumur yang tercemar air banjir. ***






Tulis Komentar