Bagaiman Bahasa Bullying yang Terjadi di Media Sosial?

Bahasa adalah sebuah sistem yang dapat digunakan untuk berkomunikasi. Dari bahasa itulah seseorang bisa berkomunikasi dengan yang lain untuk menyampaikan pendapat dan saling berinteraksi.

KILASRIAU.COM - Bahasa adalah sebuah sistem yang dapat digunakan untuk berkomunikasi. Dari bahasa itulah seseorang bisa berkomunikasi dengan yang lain untuk menyampaikan pendapat dan saling berinteraksi.

Agar komunaksi berjalan dengan lancar, tentu saja kita harus memperhatikan berbagai aspek berbahasa, yaitu tata bahasa, makna bahasa yang akan disampaikan, dan juga kesopanan berbahasa.

Hal ini dilakukan supaya komunikasi yang terjadi berjalan dengan baik, tidak salah dalam penyampaian makna yang dapat merusak interaksi sosial. Kesantunan dalam berbahasa sangat penting karena di dalam berkomunikasi, kita harus tetap memperhatikan norma-norma yang berlaku, baik pengungkapan secara verbal maupun nonverbal.

Berkomunikasi secara verbal, yaitu menggunakan bahasa lisan atau tulisan untuk menyampaikannya. Sedangkan, untuk berkomunikasi secara nonverbal, pengungkapan pesan yang akan disampaikan dapat berupa berbagai macam cara, misalnya mimik wajah, gerakan anggota tubuh, sikap, dan juga perilaku yang dilakukan.

Media sosial merupakan wadah yang memfalisitasi seseorang untuk melakukan interaksi sosial di duna maya. Hal yang bisa dilakukan di media sosial diantaranya adalah dapat berbagi foto, video, ataupun berbagi informasi dalan bentuk tulisan. Informasi tersebut dapat diakses 24 jam oleh pengguna media sosial.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak jenis media sosial yang digunakan, misalnya Instagram, Facebook, Youtube, Tiktok, Twitter, dan masih banyak lagi. Dengan adanya media sosial, seseorang bisa berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memikirkan jarak yang ada. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa media sosial juga dapat memberikan dampak negatif. Salah satu contoh dampak negatif dari sosial media, yaitu adanya perilaku bullying secara verbal atau dikenal juga dengan istilah Cyber bullying.

Bullying yang dilakukan di media sosial merupakan sebuah bentuk kejahatan di dunia maya yang menggunakan tata bahasa yang tidak sopan dan  dapat mengganggu, mengitimidasi, merendahkan, atau mencemarkan nama baik seseorang dengan meninggalkan jejak berupa komentar jahat, cacian, penindasan, pelecehan, dan menyebarkan hoax (kabar bohong). Dampak yang terjadi dari tindakan bullying di sosial media ini, dapat merusak mental dan psikologi seseorang bahkan sampai ada yang bunuh diri.

Di Indonesia, kasus cyber bullying sudah sering terjadi. Mentri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2020 sebanyak 45% anak-anak di Indonesia yang menjadi korban bullying di sosial media. Ada juga riset yang dilakukan oleh Microsoft pada April-Mei 2020, yaitu riset mengenai “Indeks Keberadaban Digital” yang hasilnya negara Indonesia ada diurutan ke-29.

Pihak Microsoft melakukan riset ini di 32 negara dan 16.000 responden, sebanyak 503 responden diantaranya adalah netizen Indonesia. Ada beberapa jenis cyber bullying yang sering dilakukan di sosial media, yaitu:

1. Penghinaan Fisik
Penghinaan fisik atau body shaming merupakan tindakan menghina bentuk tubuh dan penampilan seseorang. Penghinaan fisik ini sering terjadi kepada perempuan, bahkan sesama perempuan pun bisa melakukan body shaming. Penghinaan fisik yang banyak dilakukan adalah menyebut perempuan berbadan gemuk, terlalu kurus, berpenampilan tidak menarik, terlalu pendek, dan sebagainya.

Penghinaan ini dapat mengakibatkan tekanan mental bagi korban dan malu untuk tampil di hadapan orang banyak. Ada juga yang sampai melakukan hal ekstrim untuk mengubah penampilannya agar sesuai dengan standart “kecantikan”. Apabila memenuhi kriteria, seseorang melakukan body shaming di sosial media akan dapat dikenakan hukuman pidana dengan ancaman pidana 6 tahun penjara karena telah melanggar Undang-Intang ITE.

Salah satu selebritis yang terkena body shaming adalah Aurel Hermansyah.  Setelah melahirkan serta menyusui anak pertamanya, netizen menilai bahwa berat badan Aurel bertambah. Seperti pada postingan video dance Aurel dengan Paula yang diposting di Tiktok pada tanggal 14 April 2022 itu, banyak netizen yang mengomentari bentuk tubuh Aurel.

Ada yang menuliskan, “kok Aurel keliatan boncel si ya ampun”, “kekeyi otw glow up”, “knp jdi kaya angka 10 kak”.

2. Penghinaan Ras
Kita tidak bisa memilih terlahir dari ras, suku, etnik, dan agama yang mana serta warna kulit yang seperti apa. Tetapi ada saja oknum-oknum yang melakukan penghinaan terhadap ras karena suatu alasan tertentu tertentu. Padahal tindakan yang seperti itu termasuk ke dalam tindakan rasisme. Indonesia itu negara yang kaya, terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, dan warna kulit. Rasisme juga dapat mengakibatkan perpecahan antar masyarakat.

Sebagai contoh, komentar yang tidak baik juga pernah didapat Arie Kriting. Banyak orang yang mengira bahwa Arie Kriting non muslim karena berasal dari daerah Timur. Tak sedikit pula yang mengira Arie Kritik menjadi mualaf setelah menikah dengan Indah Permatasari. Sehingga banyak orang yang salah paham dan akhirnya membully Arie Kriting di media sosial. Ada netizan yang berkomentar “aneh nt ting, kaga benci Islam, tapi bilang ga sudi, pelajaran bahasa waktu sekolah dapet nilai berapa nt ting”, “siapa yang ngarepin??? Pd amat emang lho penting buat Islam??? Gak ada yg maksa buat lho masuk Islam gak rugi”, “baguslah klo lo gak msk Islam bang. Islam ga nerima orang yng masuk Islam karena terpaksa. Klo mau masuk Islam hrs dgn hati ikhlas”, “mungkn hidayah blum dtang ke bang Ari”.

3. Seksisme
Seksisme merupakan sebuah tindakan yang merendahkan seseorang berdasarkan gendernya. Hal ini sering dialami oleh perempuan, terlebih lagi jika perempuan tersebut miliki karir atau pekerjaan. Karena apabila perempuan memiliki pekerjaan, dia dianggap melalaikan tugas yang menjadi “kodratnya”, seperti memasak, mencuci baju, mengurus suami dan anak, membersihkan rumah, dan sebagainya.

Perilaku seksisme ini dapat menimbulkan rasa ragu dalam diri perempuan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau karirnya. Selain itu, dapat juga menghampat perempuan untuk berproses karena adanya anggapan bahwa perempuan itu cukup di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan menjadi pendamping saja.

Dalam hal ini, contoh artis yang pernah dibully di media sosial adalah Dinda Hauw. Dia dibully karena tidak bisa memasak mie instan. Tugas memasak diidentikkan dengan “tugas perempuan”.

Sehingga apabila ada perempuan yang tidak bisa memasak, langsung mendapat komentar dari banyak orang. Apalagi hanya memasak mie instan saja tidak bisa. Berbagai macam komentar yang didapat Dinda Hauw, diantaranya “caper amet ga bisa masak mi instan apa gak pernah ke dapur seumur umur”, “ini maksudnya bener2 ga bisa masak (bodoh bgt gk bs baca cara masak dibelakang kemasan atau demi konten”, “makan bisa, masak ga bisa. Mie doang tgl rebus, anak sd j bisa”.

4. Merendahkan Hobi
Setiap orang memiliki hal yang disukainya masing-masing dan berdeda-beda. Kemampuan seseorang tidak bisa disamakan dengan yang lain. Ada orang yang suka menyanyi, menari, memasak, olahraga, membaca, dan sebagainya. Tetapi, banyak orang yang masih suka mengomentari apa yang dilakukan orang lain, terlebih lagi berkomentar jahat. Komentar jahat yang dilakukan oleh orang lain itu dapat menghalangi potensi yang dimiliki seseorang. Karena bisa saja orang itu meninggalkan hobi yang disukainya tersebut demi menghindari komentar jahat.

Seperti Keisya Levronka yang dibully ketika menyanyikan lagu miliknya yang berjudul Tak Ingin Usai. Dibeberapa kesempatan, Keisya menyanyikan lagu tersebut dengan suaranya yang terdengar sumbang pada bagian nada tinggi. Penampilannya tersebut tersebar diberbagai media sosial, sehingga dia mendapatkan berbagai macam komentar dari netizen, misalnya “ternyata suara jg bisa di edit jg ya kalo rekaman”, “mending pas gak kuat ajak penonton untuk nyanyi bareng”, “cma bingung, kok bsa jdi penyanyi dg suara sprt itu. Beginikah keadaan negara kita? Msh banyak loh yang berbakat”.






Tulis Komentar