Cabai Inflasi Hingga 1,20%, BI Akan Gelar Pertemuan Tingkat Tinggi

Ilustrasi cabai

KILASRIAU.com - Tingginya harga cabai di provinsi Riau menyebabkan inflasi bulan Juni mencapai 1,20 persen. Mengatasi hal ini, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau akan segera melakukan langkah-langkah jitu untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan, khususnya cabai.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Decymus, mengatakan lonjakan inflasi Riau pada bulan Juni 2019 hampir sepenuhnya disebabkan oleh kenaikan harga cabai merah. Cabai merah memberi andil 0,82 persen dan sebagai komoditas utama penyumbang inflasi Riau pada Juni.

"Untuk itu dalam waktu dekat BI Riau melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Riau akan menggelar pertemuan tingkat tinggi dengan TPID Provinsi Sumatera Utara dan TPID Sumatera Barat yang merupakan pemasok utama komoditas pangan strategis Riau tersebut," ujar Decymus.

Menurutnya, inflasi Riau pada Juni 2019 meningkat signifikan dibandingkan lima bulan pertama sepanjang tahun ini. Pasokan produksi cabai merah dari dua daerah pemasok, yaitu Sumatera Utara dan Sumatera Barat, mulai berkurang.

"Hal ini juga terkonfirmasi dengan perkembangan inflasi bulan Juni 2019 di kedua provinsi tersebut yang juga meningkat dipicu kenaikan harga cabai merah," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Juni 2019, Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 1,20 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 139,60.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Agus Nuwibowo, mengatakan dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni Pekanbaru sebesar 1,30 persen, Dumai sebesar 0,80 persen dan Tembilahan sebesar 0,89 persen.

"Inflasi Riau pada bulan Juni 2019 sebesar 1,20 persen terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen yang cukup signifikan pada 
kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 4,56 persen. Lalu diikuti kelompok sandang yakni sebesar 0,44 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,34 persen , kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,21 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,003 persen," ujar Agus.

Ia menjelaskan untuk komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain cabai merah, cabai hijau, bawang merah, daging sapi, tomat sayur, emas perhiasan, angkutan udara, rokok kretek filter, ketimun dan juga wortel.






Tulis Komentar