Wartawan Dikeroyok Brutal Saat Liput Penertiban PETI di Cerenti, Mobil Dinas Kapolres Ikut Dirusak

KUANTAN SINGINGI (KilasRiau.com) – Aksi penertiban Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Pulau Bayur, Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi, pada Selasa (7/10/2025) sekira pukul 13.55 WIB, berujung ricuh dan mencekam.
Rombongan aparat kepolisian dari Polres Kuansing yang dipimpin langsung oleh Kapolres AKBP Raden Ricky Pratidiningrat dan turut didampingi sejumlah awak media, diserang secara brutal oleh sekelompok preman yang diduga kuat bagian dari jaringan PETI.
Dalam insiden tersebut, seorang wartawan lokal Kuansing, Ayub Kelana, menjadi korban pengeroyokan keji. Ia mengalami luka serius di bagian wajah setelah dihantam bertubi-tubi oleh para pelaku hingga harus dilarikan ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis.
“Saat penertiban PETI itu, saya lagi liputan yang dipimpin Pak Kapolres Kuansing. Tiba-tiba ada salah satu warga yang saya kenal, memprovokasi dan menghasut warga lainnya untuk menyerang saya,” tutur Ayub kepada awak media.
Menurutnya, penyerangan itu bermula ketika seorang pelaku berteriak, ‘Ini dia orang yang sering memberitakan kita!’, yang kemudian memicu reaksi warga lainnya untuk menyerang secara membabi buta.
Dari keterangan Ayub, peristiwa berdarah itu terjadi sekira pukul 13.55 WIB, di tengah suasana penertiban yang sebelumnya berjalan kondusif.
Penyerangan terhadap jurnalis ini menjadi bukti nyata betapa beraninya sindikat PETI di Kuansing. Para pelaku tak segan menyerang wartawan yang sedang menjalankan tugas jurnalistik, bahkan di bawah pengawalan aparat kepolisian sekalipun.
Tak hanya menyerang awak media, kelompok preman tersebut juga melakukan aksi perusakan terhadap mobil dinas Kapolres Kuansing dan sejumlah kendaraan operasional milik Polres lainnya.
Tindakan ini memperlihatkan tingkat anarkisme yang tinggi serta bentuk perlawanan terbuka terhadap upaya penegakan hukum negara.
“Sekarang saya lagi lakukan visum di Puskesmas Cerenti, selanjutnya saya akan buat laporan resmi,” ujar Ayub saat dikonfirmasi Kilasriau.com.
Insiden memilukan ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak akan kuatnya pengaruh dan keberanian para pelaku PETI di Kuansing.
Peristiwa tersebut juga menimbulkan pertanyaan besar mengenai keamanan wartawan dan aparat dalam melaksanakan tugas di zona rawan tambang ilegal.
Hingga berita ini diterbitkan, Kapolres Kuansing AKBP Raden Ricky Pratidiningrat belum memberikan keterangan resmi saat dikonfirmasi Kilasriau.com.*(ald)
Tulis Komentar