Wakil Ketua IPSS Reteh Berbagi Pengalaman dan Motivasi ke Siswa MA DDI Pulau Kijang

KILASRIAU.com  - Wakil Ketua IPSS Kecamatan Reteh berbagi pengalaman dihadapan puluhan anggota OSIS MA DDI Pulau Kijang, di ruangan OSIS MA DDI Pulau Kijang, Senin (26/8/24).

Agus, S.Pd.I selalu kepala MA DDI Pulau Kijang menyambut baik kegiatan ini apalagi anak-anak ini akan melanjutkan perguruan tinggi tentu akan mengarahkan untuk melanjutkan pendidikan agar mereka tidak ragu menentukan masa depannya.

"Kita berharap dengan motivasi yang disampaikan ini akan membawa dampak positif untuk generasi kita. Mengingat persaingan semakin ketat untuk itu sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan," tuturnya.

Lebih lanjut, Agus, S.Pd.I menyampaikan dalam dunia pendidikan, terutama kegiatan belajar, kelangsungan dan keberhasilan proses belajar mengajar bukan hanya dipengaruhi oleh faktor intelektual saja, melainkan juga oleh faktor-faktor nonintelektual lain yang tidak kalah penting dalam menentukan hasil belajar seseorang, salah satunya adalah kemampuan seseorang siswa untuk memotivasi dirinya.

"Saya mengutip pendapat Daniel Goleman (2004: 44), bahwa kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama," jelasnya.

Ditempat yang sama, Munawirwakil ketua IPSS Reteh menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali minat belajar siswa agar mempunyai rasa semangat untuk mengembangkan diri, mengembangkan potensi yang dimiliki. Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar, seorang siswa yang belajar tanpa motivasi (atau kurang motivasi) tidak akan berhasil dengan maksimal.

"Kita sama-sama tahu bahwa motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar. Apa lagi pandemi COVID-19 sudah kita lewati tetapi tidak dengan dampaknya, salah satu dampaknya adalah siswa atau pelajar terbiasa bergantung dengan HP," tuturnya.

Munawir menambahkan, pembelajaran online dengan Zoom atau dengan tugas yang diberikan guru lalu dikumpulkan dirasa kurang efektif, karena penyampaiannya tidak secara langsung sehingga anak atau siswa mungkin merasa jenuh dan banyak yang kurang memahami materi yang diberikan, dan mereka merasa kurang leluasa dalam bertanya atau ingin berdiskusi.

Fenomena seperti singal menjadi salah satu hambatan pembelajaran sehingga mengkibatkan banyak siswa yang enggan mengerjakan atau memahami materi yang diberikan, tetapi saat pembelajaran online mereka di fasilitasi HP atau perangkat digital lainnya sehingga mereka tergoda menggunakannya tidak untuk belajar melainkan untuk hal lain yang kurang bermanfaat seperti bermain.

"Bermain memang dibutuhkan tetapi di saat yang tepat, jika saat belajar online mereka malah bermain maka itu tidak dibenarkan dan kebiasaan itu terbawa saat pembelajaran sudah normal kembali. Kebiasaan tersebut memunculkan kebiasaan buruk, yaitu menunda-nunda. Menunda-nunda adalah sinyal bahwa motivasi kita sudah mulai turun. Akan ada alasan saat kita menunda-nunda, mengikuti keinginan diri (hawa nafsu) untuk santai atau enggan menghadapi sesuatu yang berat. Ini adalah tanda-tanda kita harus mempertahankan motivasi pada level terbaik. Jika sudah turun, bangkitkan kembali motivasi kita, dan pertahankanlah," jelasnya.**






Tulis Komentar