Lahan Gambut Diolah Warga Siak akan Menerapkan Aerohydro Culture

KILASRIAU.com - Setelah mengadakan workshop dan kunjungan ke lapangan ke Kabupaten Siak, Badan Restorasi Gambut (BRG) akan menjadikan kabupaten tersebut sebagai percontohan penerapan teknologi aerohydro culture. Penerapan teknologi ini bertujuan untuk menjaga tanah gambut tetap basah namun tetap bisa diberdayakan untuk kehidupan masyarakat.

Kepala BRG, Nazir Foead, mengatakan bahwa tehnik aerohydro culture ini akan dikembangkan di lahan masyarakat yang bergambut. Sebelum diterapkan secara luas, Siak menjadi daerah percontohan dari teknologi yang dikembangkan oleh profesor dari Hokkaido University ini.

"Kita juga memilih Siak karena lebih dari separuh luas wilayahnya adalah gambut. Selain itu Pemkab Siak juga mendukung program ini dan memiliki visi Siak Hijau," kata Nazir, Kamis (7/2/2019).

Nazir mengatakan, dengan teknologi ini, petani masyarakat tidak hanya bisa menjaga lingkungan gambut tetap sehat, tapi juga bisa meningkatkan hasil produksi tanaman mereka, terutama tanaman sawit yang banyak di Siak.

"Jadi para peneliti kita akan assessment tanahnya dulu dan diujicoba penerapannya di Siak," tambahnya.

Setelah nanti selesai diassessment, maka BRG akan menentukan konsep mana yang akan diterapkan di lahan gambut di Siak. Karena ada beberapa teknik, jenis mikroba, dan media yang digunakan dalam aerohydro culture ini.

"Setelah di Siak selesai, baru akan diterapkan di daerah lainnya," ujar Nazir.

Ketika ditanyakan soal penerapan teknologi ini di kawasan konsesi, Nazir mengatakan bahwa fokus dari aerohydro culture yang dicanangkan ini fokus kepada lahan masyarakat. Ia mengatakan bahwa kawasan konsesi perusahaan sudah memiliki aturan sendiri yang otoritasnya berada di KLHK.

"Di sana sudah ada panduannya, jadi perusahaan ikut yang di sana. Kita khusus di milik masyarakat," ungkapnya.






Tulis Komentar