Limbah Urin Kambing Terbuang? Tim Mahasiswa Kukerta Pengabdian Pematangkapau Jadikan Sebagai POC

KILASRIAU.com  - Tim Mahasiswa Kukerta Integrasi Universitas Riau yang berada di Kelurahan Pematangkapau, Kecamatan Kulim, Kota Pekanbaru, pada 20 Agustus telah berhasil melaksanakan demonstrasi pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) yang berasal dari limbah urin kambing.

Tim Kukerta yang berada di bawah Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) ibu Dr. Deviona, S.P., M.Si ini telah berhasil mengubah urin yang biasanya hanya terbuang tak di manfaatkan oleh para peternak, kini menjadi barang mahal yang dapat di manfaatkan sebagai pupuk organik.

Pencetusan pengolahan urin kambing ini berasal dari pemikiran ibu Deviona yang melihat banyaknya kandang kambing, tetapi kotoran serta urinnya terbuang begitu saja, padahal hal ini dapat di manfaatkan sehingga menjadi barang mahal yang bernilai ekonomis tinggi. Tentu saja dalam pengerjaan yang di lakukan oleh Tim Pengabdian Universitas Riau sendiri tidak semudah yang di bayangkan.

Dalam memulai penampungan urin, Tim Pengabdian Universitas Riau memasang terpal pada setiap kandang kambing yang ada. Tak berhenti hanya disana, banyaknya hambatan ketika proses penampungan seperti bau urin yang sangat menyengat, kandang kambing yang terlalu rendah, masuknya sisa makanan seperti rumput ke dalam terpal sehingga membuat penampung rubuh. Tetapi, penampungan urin tetap di lakukan oleh Tim Pengabdian Universitas Riau guna mencapai kapasitas yang dibutuhkan agar dapat di lakukannya pendemontrasian.

Selain urin kambing, tentunya dalam pengolahan POC membutuhkan bahan pelengkapnya, seperti EM4, dolomit, empon- empon, molase, terasi, dll. Tak lupa pula alat yang dapat mempermudah dalam proses pengadukan. Tiba saat pendemonstrasian akan dilakukan, banyak para tamu undangan yang berasal dari lingkungan RW 07 dengan mayoritas kaum bapak- bapak.

Kegiatan pendemontrasian berjalan dengan waktu yang relatif cepat, karena hanya tinggal mencampurkan urin kambing beserta bahan tambahan yang telah di persiapkan sebelumnya. Bau yang sangat menyengat tetap terjadi yang berasal dari adanya urin kambing, tetapi setelah di lakukannya pencampuran menggunakan bahan tambahan bau urin mulai berkurang.

Antusiasmenya warga terlihat dari banyaknya warga yang mencatat, melihat langsung ke depan bagaimana bentuk POC, tak hanya itu adapula beberapa warga yang turut bertanya ketika sesi diskusi di buka. Selepas dari itu semua, tentu para warga menuntut untuk di catatkan alat dan bahan yang di gunakan serta bagaimana cara kerja yang dilakukan. Karena Tim Pengabdian Universitas Riau sendiri menggunakan dua perlakuan dalam pembuatan POC, seperti penggunaan EM 4 & Promol 12 yang merupakan salah satu produk untuk pertanian dari HNI.

Tentu saja, hal ini di dasari atas banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari penggunaan POC. Penggunaan pupuk organik tentunya lebih aman daripada penggunaan pupuk kimia.

Sri Septia Maharani selaku penanggung jawab kegiatan demonstrasi POC memaparkan bahwa “Penggunaan POC ini sangat aman, karena berasal dari bahan- bahan organik dan bukan kimia. Sehingga bahan organik tentunya lebih aman, takaran penggunaan pun cukup 250ml untuk 1 liter air. Penggunaan POC yang lebih dari takaran penggunaan akan tetap aman”.

Akhir kegiatan pendemonstrasian POC tetap dilakukannya hal rutin seagai dokumentasi, yaitu foto bersama yang tetap mematuhi prokes.






Tulis Komentar