Festival Pengantin Sahur Pulau Palas: Tradisi Budaya yang Tetap Lestari dan Berkembang

KILASRIAU.com – Ribuan pasang mata memadati area Festival Pengantin Sahur di Desa Pulau Palas, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir. Festival yang berlangsung setiap bulan Ramadhan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga bentuk pelestarian budaya yang telah diwariskan sejak tahun 1967.
Festival Pengantin Sahur adalah tradisi unik masyarakat setempat untuk membangunkan warga sahur dengan mengarak beberapa pasang pengantin mengelilingi desa. Dulu, festival ini diikuti oleh pasangan yang didandani secara khusus, namun kini pesertanya adalah pasangan suami istri yang baru menikah, sesuai dengan norma agama dan nilai-nilai budaya.
Dalam festival tahun ini, enam pasang pengantin turut berlomba dengan berbagai kriteria penilaian, seperti kecantikan dan keserasian pasangan serta kreativitas dekorasi singgasana tempat mereka diarak. Setiap pasangan mewakili RT, RW, dan dusun di Desa Pulau Palas, mencerminkan semangat gotong royong masyarakat dalam melestarikan tradisi.
- Bupati Inhil Serahkan Bantuan untuk Korban Kebakaran di Desa Danau Pulau Indah
- PLN Siagakan Keandalan Pasokan Listrik Jelang Idul Adha 1446 H di Inhu, Inhil, dan Kuansing
- Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama Pemkab Inhil Ramadhan ke 15
- Sinergi PLN-IWO Inhil, Hadirkan Cahaya bagi Masyarakat Kurang Mampu
- Kegiatan Bertamasya Rutin Dilaksanakan Polres Inhil Setiap Ramadhan
Ketua panitia festival menegaskan bahwa perubahan konsep ini bertujuan untuk menyesuaikan budaya dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisional.
“Kita ingin inovasi yang tetap selaras dengan adat dan agama, sekaligus menarik minat generasi muda untuk ikut melestarikan,” ujarnya.
Antusiasme masyarakat terlihat begitu tinggi. Mereka berbondong-bondong menyaksikan festival hingga dini hari. Cahaya lampu warna-warni yang menghiasi arak-arakan semakin menambah kemeriahan suasana.
Festival Pengantin Sahur kini menjadi salah satu ikon wisata budaya Kabupaten Indragiri Hilir. Dengan semakin dikenalnya tradisi ini, diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pemerintah daerah pun mendukung penuh penyelenggaraan festival ini sebagai bagian dari identitas budaya daerah.
Sebagai warisan budaya yang telah berlangsung lebih dari 50 tahun, Festival Pengantin Sahur tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga simbol kekuatan komunitas dalam menjaga tradisi di tengah modernisasi. Ke depannya, semangat pelestarian ini diharapkan terus diwariskan kepada generasi berikutnya, menjadikan budaya lokal semakin berharga dan dikenal luas.
Tulis Komentar