Upaya Konfirmasi Mandek, PWI Kuansing Desak Kepolisian Bertindak Tegas

foto: Desriandi Candra (Ketua PWI Kuansing)/ist. (doc. Kilasriau.com)

TELUK KUANTAN (KilasRiau.com) – Kasus pengeroyokan terhadap seorang jurnalis saat meliput penertiban penambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Pulau Bayur, Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi, pada 7 Oktober 2025, hingga kini masih belum menemukan titik terang. Sabtu (25/10/2025).

Empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka, namun belum ada kepastian terkait penangkapan mereka. Belakangan muncul kabar bahwa sebagian pelaku sudah diamankan oleh Polres Kuansing, namun isu tersebut masih simpang siur tanpa konfirmasi resmi.

Sejumlah wartawan di Kuansing berupaya mengonfirmasi informasi tersebut kepada Kapolres Kuantan Singingi, AKBP R. Ricky Pratidiningrat, dan Kasat Reskrim, Iptu Gerry Agnar Timur. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari keduanya. Upaya konfirmasi yang dilakukan para jurnalis pun terhenti tanpa hasil.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kuantan Singingi, Desriandi Candra, mengaku heran dengan sikap tertutup pihak kepolisian dalam penanganan kasus ini.

“Kabarnya, pelaku sudah ada yang ditangkap. Tapi tak ada jawaban dari Polres Kuansing. Kalau memang benar sudah ada yang ditangkap, berapa orang, kapan ditangkap, dan di mana? Apakah masih ada yang DPO?” ujar Desriandi.

Ia menambahkan, keterbukaan informasi publik sangat penting agar tidak menimbulkan spekulasi di tengah masyarakat.

“Heran kita, mengapa Polres irit bicara soal penanganan kasus ini? Kami minta ada kejelasan. Jangan biarkan kasus kekerasan terhadap jurnalis ini menggantung tanpa arah,” tegasnya.

Desriandi menegaskan, PWI Kuansing akan terus mengawal kasus ini sampai para pelaku benar-benar ditangkap dan diproses sesuai hukum.

“Kami ingin memastikan bahwa kerja jurnalistik di daerah tidak dihadapkan pada ancaman dan kekerasan. Ini soal marwah profesi dan keadilan bagi korban,” ujarnya.

Sementara itu, sejumlah wartawan di Kuansing menyatakan solidaritas penuh terhadap korban dan terus mendorong kepolisian agar membuka informasi secara transparan. Dukungan juga datang dari masyarakat yang berharap agar aparat tidak tebang pilih dalam penegakan hukum.

“Jurnalis bekerja untuk kepentingan publik. Kalau mereka bisa diserang begitu saja tanpa kejelasan penanganan, siapa lagi yang berani menyuarakan kebenaran?” ucap salah seorang tokoh masyarakat di Teluk Kuantan.*(ald)






Tulis Komentar