Pertemuan Trump-Xi Jinping, Rupiah Gagah Perkasa

Ilustrasi rupiah dan dolar AS.

KILASRIAU.com - Rupiah tercatat paling perkasa di Asia Tenggara pada perdagangan pasar spot Senin (1/7) pagi. Tercatat, kurs rupiah bertengger di level Rp14.082 per dolar AS. Rupiah tercatat menguat 0,31 persen dibanding penutupan pada Jumat (28/6), pekan lalu di posisi Rp14.126 per dolar AS.

Pagi hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Won Korea tercatat menguat 0,21 persen, yuan China menguat 0,15 persen, peso Filipina 0,13 persen dan ringgit Malaysia menguat 0,1 persen. Sementara itu, baht Thailand menguat 0,07 persen, dolar Hong Kong menguat 0,03 persen, dan dolar Singapura 0,02 persen. 

Namun, di kawasan Asia, hanya yen Jepang saja yang mencatat pelemahan terhadap dolar AS, yakni sebesar 0,04 persen. Di sisi lain, sebagian besar mata uang negara maju keok terhadap dolar AS, seperti poundsterling Inggris sebesar 0,06 persen, euro sebesar 0,16 persen, dolar Australia sebesar 0,14 persen, dan Swiss Franc 0,41 persen. 

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengungkapkan aset berisiko, termasuk rupiah, pada pagi hari ini mendapatkan sentimen positif dari hasil pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela gelaran pertemuan negara-negara G20 pada akhir pekan lalu. 
 

"Hasil pertemuan Trump dan Xi Jinping memberikan kelegaan sementara bagi pelaku pasar keuangan karena AS dan China akan melanjutkan negosiasi dan menunda perang tarif," ujar Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (1/7). 

Selain itu, rupiah juga mendapatkan sentimen positif dari penetapan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024 terpilih hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Melihat faktor-faktor tersebut, Ariston memperkirakan rupiah pada awal pekan ini bergerak di kisaran Rp14.000 hingga Rp14.200 per dolar AS.






Tulis Komentar