Bulog Mengakui Sulit Kendalikan Harga Telur

Ilustrasi telur ayam. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

KILASRIAU.com - Perum Bulog mengaku harga telur ayam sulit dikendalikan memasuki bulan Ramadan hingga Lebaran. Kendati demikian, Bulog terus mewaspadai dan mengantisipasi fluktuasi harga pangan tersebut. 

"Kemungkinan telur (harga sulit dikendalikan). Tapi kami sudah berusaha, peternak ayam petelur sudah siap juga," ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, Minggu (5/5), seperti dikutip dari Antara. 

Budi menjelaskan pihaknya saat ini sudah bekerja sama dengan para peternak telur ayam. Hal ini dilakukan guna menjaga stabilisasi harga telur ayam di pasar. 

"Secara umum sembilan bahan pokok semuanya sudah siap. Beras sekarang sudah 2,1 juta ton, gula sudah banyak, jagung masih, minyak kami punya stok 2 juta sekian, jadi sudah mumpuni lah," terang dia. 

"Kami sudah membeli mereka. Sudah pesanlah. Tapi kita mintanya untuk produksi bulan ini," kata Budi Waseso.

Kendati harga pangan biasanya meningkat di bulan Ramadan, Budi mengaku pihaknya belum berencana melakukan operasi pasar besar-besar. Menurut dia, harga pangan saat ini masih terkendali. 

Sebelumnya, Budi mengklaim pasokan sembilan bahan pokok (sembako) menjelang bulan puasa sudah mencukupi.
 


Dengan kecukupan suplai bahan pangan tersebut, operasi pasar, menurut Buwas, belum diperlukan.

"Sementara ini tidak ada operasi pasar, tapi kalau ada gejolak harga, kami langsung turunkan operasi untuk intervensi. Daging ayam sudah punya banyak, daging kerbau sudah punya banyak, tinggal tunggu perintah," pungkasnya.






Tulis Komentar