Pengawas HAM Meminta Cina Tutup Kamp Konsentrasi Muslim Uighur

Para peserta didik kamp pendidikan vokasi etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Cina, berolahraga di lapangan voli pelataran asrama.

KILASRIAU.com - Observatorium Internasional Hak Asasi Manusia (IOHR) menggelar demonstrasi di depan gedung Kedutaan Besar Cina di London, Inggris, Selasa (5/2). Mereka menuntut Cina menutup kamp konsentrasi yang disebut menahan lebih dari 1 juta Muslim Uighur.

"Kami berkumpul di sini hari ini untuk menyerukan Pemerintah Cina mengakhiri penindasan sistematis terhadap minoritas etnis Muslim Uighur di Xinijiang," ujar seorang organisator IOHR, dikutip laman Anadolu Agency.

Aksi tersebut diikuti lebih dari 100 orang. Sebagian dari mereka membawa poster bertuliskan "Hentikan Membunuh Uighur!". Ferida, salah satu demonstran mengatakan, apa yang dialami Muslim Uighur adalah sebuah ketidakadilan.

"Mereka dihukum karena mereka mengikuti keyakinan yang berbeda dengan (Presiden Cina) Xi (Jinping) dan partainya. Itulah satu-satunya kejahatan mereka; kepercayaan mereka," ujar Ferida.

Organisator IOHR mengatakan demonstrasi itu dan banyak lainnya harus mengingatkan Pemerintah Cina bahwa dunia tahu apa yang sedang terjadi. "Muslim Uighur tidak akan menderita dalam kesunyian atau kesepian. Kami akan berdiri di samping mereka," ujarnya.

Sekitar tiga tahun lalu, otoritas Cina melancarkan kampanye penahanan dan reedukasi di Xinjiang. Pengawasan terhadap etnis minoritas di sana, termasuk Uighur, diperketat. Bila tampak adanya sedikit kejanggalan, mereka akan segera ditarik ke kamp interniran.

Lembaga hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) telah menerbitkan laporan tentang situasi di Xinjiang. HRW menyebut terdapat sekitar 1 juta Muslim Uighur yang ditahan di kamp interniran.

Dunia internasional pun mulai menekan Cina. Saat Beijing menghadapi tekanan yang kian menajam, televisi pemerintah menyiarkan sebuah laporan berdurasi 15 menit yang membahas tentang pusat pendidikan dan pelatihan keterampilan di Xinjiang, Hotan selatan.

"Terorisme dan ekstremisme adalah musuh umum peradaban manusia," kata televisi pemerintah Cina yang disiarkan pada Oktober tahun lalu. Cina selalu mengklaim bahwa Xinjiang rawan disusupi ideologi ekstremisme dan terorisme. Pembangunan pusat pelatihan kejuruan adalah upaya untuk menangkal hal tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying menuding berbagai media asing menerbitkan banyak laporan keliru perihal pusat pelatihan kejuruan di Xinjiang. "Laporan-laporan itu sepenuhnya didasarkan pada bukti desas-desus atau dibuat dari udara tipis," ujarnya.






Tulis Komentar