Isu Ketidakhadiran dan Minimnya Dokter Spesialis, Ini Penjelasan Direktur RSUD Tengku Sulung

KILASRIAU.com, Reteh — Kepala Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tengku Sulung, dr. Iswandi, membantah tudingan yang menyebut dirinya jarang hadir di rumah sakit hingga mengganggu kualitas layanan kepada pasien.
Bantahan ini disampaikan menyusul pemberitaan yang beredar di media, yang menyatakan ketidakhadiran pimpinan RSUD berdampak pada lambannya pelayanan, termasuk proses rujukan pasien.
"Fungsi direktur rumah sakit bukan hanya soal hadir fisik setiap hari, tapi menjalankan kebijakan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian seluruh sistem pelayanan,” ujar dr. Iswandi kepada awak media, Rabu (30/7/2025).
- Satpolairud Polres Inhil Laksanakan Program JALUR Sambang Nusa di Desa Tanjung Baru
- Orang Tua Trauma, “Bukannya Meringankan, Malah Mau Membunuh”
- Dugaan Keracunan Massal Siswa di Tembilahan Usai Konsumsi Makanan Program MBG
- Keracunan Makanan Anak: Sebuah Peringatan untuk Semua Pihak
- Satpolairud Polres Inhil Gelar Klinik Terapung, Warga Pesisir Sungai Indragiri Antusias Sambut Program JALUR
Ia menegaskan bahwa pelayanan kepada pasien tetap berjalan optimal sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di rumah sakit.
“Kami telah berkomitmen dengan seluruh dokter dan tenaga kesehatan di RSUD Tengku Sulung, bahwa siapa pun pasien yang datang harus dilayani secara maksimal. Jadi, jika ada kendala pasien bisa langsung menghubungi saya dan kita akan berikan solusi agar pelayanan untuk pasien tatap berjalan maksimal,” jelasnya.
Tanggapan atas Keluhan Pasien dan Staf
Sebelumnya, pasien mengeluhkan sulitnya mendapatkan pelayanan karena ketiadaan dokter spesialis dan pimpinan yang disebut jarang berada di tempat. Salah seorang pasien bahkan mengaku kesulitan mendapat rujukan.
“Setiap kali kami berobat dan memerlukan rujukan sangat sulit mendapatkan jawaban atau tanggapan dari direktur,” ujar seorang pasien yang enggan disebutkan namanya.
Sementara itu, seorang pasien mengaku kecewa karena anggota keluarganya harus dirawat di puskesmas akibat tidak tersedianya dokter spesialis di RSUD.
“Kok Mak Cik aku dari RS disuruh ke puskesmas, gara-gara tak ada dokter spesialis. Terbalik, kan? Seharusnya dari puskesmas dirujuk ke RS, bukan sebaliknya,” ujarnya
Menanggapi keluhan tersebut, dr. Iswandi menjelaskan bahwa yang berhak memberikan rujukan dokter penanggung jawab pasien, bukan direktur rumah sakit.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini RSUD Tengku Sulung sudah memiliki dokter anak dan dokter kandungan. Sementara untuk dokter penyakit dalam dan bedah, saat ini sedang dalam proses pengajuan melalui program Pendayagunaan Dokter Specialist Kementerian Kesehatan.
Diakui oleh dr Iswandi untuk mendapatkan dokter specialis saat ini memang agak sulit, namun pihaknya tetap berusaha baik melalui PGDS maupun melalui kerjasama dengan fakultas kedokteran.
“In syaAllah, mudah mudahan bulan September dokter specialis penyakit dalam dan dokter specialis bedah ada yang mendaftar di RSUD TS setelah proses pengajuan spesialis rampung melalui program Pendayagunaan Dokter Spesialis dari Kemenkes,” jelasnya.
Tulis Komentar