Menggali Tradisi Sunat Perempuan Melalui Perspektif Etnopedagogi: Upaya Integrasi Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Sistem Reproduksi

KILASRIAU.com — Praktik sunat perempuan yang masih berlangsung di berbagai komunitas di Indonesia menjadi sorotan dari sudut pandang etnopedagogi, sebuah pendekatan pendidikan yang mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam proses pembelajaran.

Seorang mahasiswa yang tengah meneliti sistem reproduksi dalam konteks budaya lokal menyampaikan bahwa pendekatan etnopedagogi sangat relevan untuk memahami praktik-praktik tradisional seperti sunat perempuan. Menurutnya, tradisi yang diwariskan secara turun-temurun ini tidak bisa dipahami hanya dari aspek medis semata, melainkan juga harus dilihat dari dimensi spiritual, sosial, dan budaya yang menyertainya.

"Sunat perempuan merupakan praktik yang sarat makna dan melekat dalam kehidupan sosial masyarakat. Pendekatan etnopedagogi dapat membantu siswa memahami bahwa sistem reproduksi tidak hanya bersifat biologis, tetapi juga memiliki nilai-nilai budaya yang kuat," jelasnya.

Ia menilai, pembelajaran sistem reproduksi di sekolah selama ini cenderung terfokus pada literatur ilmiah dan kurang menyentuh aspek-aspek lokal yang relevan dengan kehidupan peserta didik. Padahal, dengan mengangkat contoh-contoh dari budaya sendiri, siswa dapat lebih mudah memahami materi dan merasa pembelajaran lebih kontekstual.

“Melalui etnopedagogi, siswa bisa belajar tentang anatomi, fisiologi, mikrobiologi, hingga psikologi dan sosiologi dari praktik-praktik tradisional yang mereka kenal sejak kecil. Ini akan menumbuhkan sikap menghargai budaya, melestarikan kearifan lokal, sekaligus menguatkan hubungan antara sains dan masyarakat,” tambahnya.

Ia juga berharap para guru dan sekolah lebih terbuka dalam mengintegrasikan praktik-praktik lokal ke dalam pelajaran sains, khususnya terkait sistem reproduksi. Hal ini, menurutnya, akan memperkaya pengalaman belajar sekaligus menjadi langkah awal membangun pemahaman holistik tentang kesehatan reproduksi dalam bingkai budaya bangsa.

"Praktik sains dalam tradisi lokal masih jarang dimunculkan di kelas. Padahal, budaya kita kaya akan nilai-nilai edukatif yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran," pungkasnya.

 






Tulis Komentar