Meraih Kemenangan Hakiki di Hari yang Fitri

H Andi Muhammad Ramadhani.

KILASRIAU.com  - Alhamdulillah, setelah sebulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dengan segala keterbatasan dan kelemahan kita sebagai hamba, hari ini kita tiba di hari kemenangan. 

Hari yang penuh suka cita, namun juga menggetarkan hati. Hari di mana kita merenungkan perjalanan ibadah kita, mengakui segala kekurangan, dan berharap kepada Allah dengan penuh harap dan takut.

Takbir pun berkumandang, membangkitkan rasa syukur dan haru yang tak terbendung. "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd." Betapa besar nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Dia menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan istimewa bagi umat Nabi Muhammad SAW, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Keberkahan Ramadan sungguh tiada tara. Setiap ibadah yang kita lakukan berlipat ganda pahalanya. Ibadah fardhu yang kita kerjakan di bulan itu bernilai seperti mengerjakan 70 kali lipat ibadah fardhu di luar Ramadan, sementara ibadah sunnah pun bernilai seperti ibadah wajib. 

Namun, dengan segala limpahan karunia itu, kita tetap merasa belum maksimal dalam memanfaatkan waktu-waktu penuh keberkahan yang telah Allah berikan.

Lalu, bagaimana keadaan kita? Sudahkah kita benar-benar mempersembahkan ibadah terbaik? Sudahkah kita memanfaatkan setiap malam untuk mendekatkan diri kepada-Nya? Ataukah Ramadan berlalu dengan masih menyisakan kelalaian dan kesia-siaan?

Kita hanya bisa berharap, semoga puasa kita, qiyamul lail kita, bacaan Al-Qur’an kita, sedekah dan zakat kita, yang mungkin masih jauh dari sempurna, dapat menjadi wasilah ampunan bagi dosa-dosa kita.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 186:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah,

Pagi ini, kita berkumpul di sini dengan hati penuh harap akan rahmat dan maghfirah-Nya. Kita ingin merayakan Idul Fitri bukan sekadar sebagai perayaan, tetapi sebagai momentum kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian hati yang mungkin telah ternoda oleh dosa dan kesalahan.

Namun, betapa sering kita mengharapkan ampunan dari Allah, tetapi lupa untuk saling memaafkan sesama manusia. Allah Maha Pengampun, kasih sayang-Nya tak bertepi. Tetapi manusia? Sering kali hatinya sempit, gengsinya tinggi, sulit untuk meminta maaf, dan lebih sulit lagi untuk memberi maaf.

Rasulullah SAW mengingatkan kita dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA:

قيل للنبى صلى الله عليه وسلم إن فلانة تقوم الليل وتصوم النهار وتفعل الخيرات وتتصدق وتؤذى جيرانها بلسانها فقال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – لا خير فيها هى من أهل النار

"Baginda Nabi Muhammad pernah ditanya, 'Wahai Rasulullah! Sesungguhnya ada seorang perempuan yang rajin qiyamullail, rajin puasa di siang harinya, rajin mengerjakan kebaikan dan bersedekah, tetapi ia menyakiti tetangganya dengan tutur katanya.' Rasulullah menjawab: 'Tidak ada kebaikan padanya dan dia termasuk penghuni neraka.'"

Betapa jelas peringatan ini bagi kita. Bahwa ibadah yang banyak sekalipun tidak akan berarti jika hati kita masih penuh dengan kebencian, jika lisan kita masih melukai sesama, jika kita masih enggan untuk memaafkan.

Saudara-saudaraku,

Hari ini, marilah kita luruhkan ego kita. Bukalah hati untuk memberi maaf dan meminta maaf. Biarlah Idul Fitri ini benar-benar menjadi hari kembali kepada kesucian, bukan hanya sebatas ucapan, tetapi dengan ketulusan hati yang sebenarnya.

Semoga Allah menerima segala niat baik dan amal ibadah kita. Semoga Allah menjadikan hari-hari kita ke depan lebih baik dari sebelumnya, dan menjadikan kita hamba-hamba yang benar-benar kembali kepada fitrah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, wa lillahil hamd.

Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

Hari ini, kita berdiri di hari kemenangan, bukan hanya karena menahan lapar dan dahaga, tetapi karena kita telah berjuang melawan hawa nafsu. Idul Fitri adalah saatnya kita kembali, bukan hanya kepada kesucian diri, tapi juga kepada cinta, kasih sayang, dan persaudaraan.

Betapa sering kita lebih menjaga gengsi daripada menjaga hati. Lebih memilih diam daripada mengulurkan tangan untuk memaafkan. Padahal, Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walau seberat biji sawi." (HR. Muslim) 

Kesombongan bukan hanya soal harta atau jabatan, tetapi juga ketika kita enggan meminta dan memberi maaf. Maka hari ini, mari kita lepaskan dendam, bersihkan hati, dan saling merangkul dalam kedamaian. Jangan menunggu hingga terlambat, karena waktu tak selalu berpihak pada kita. 

Saudara-saudaraku, mari kita jalani hidup dengan hati yang lapang. Jika ada yang terluka, mari kita obati. Jika ada yang jauh, mari kita dekati. Jika ada hubungan yang renggang, mari kita perbaiki. 

Semoga Idul Fitri ini membawa kita menjadi pribadi yang lebih baik, keluarga yang lebih harmonis, dan umat yang lebih bersatu.

Minal ‘Aidin wal Faizin, Taqabbalallahu minna wa minkum. Semoga Allah menerima amal kita dan mempertemukan kita kembali dengan Ramadan berikutnya. Aamiin.

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd.”

 






Tulis Komentar