Rakyat Prancis Kecewa Dengan Presiden Macron Karena Harga BBM Dinaikkan

KILASRIAU.com - Siang  kemarin saya terkejut membaca laman sahabat yang tinggal di Prancis. Tak terbayangkan bila ternyata rakyat negara itu bisa menderita akibat kenaikkan harga BBM. Sebab, yang ada di dalam pikiran dengan pendapat besar perkapita yang besar mana mungkin rakyat Prancis akan bertindak senekad itu.

Lagi pula, apa mereka tak contoh rakyat Indonesia yang tenang, sejuk, dan damai. Semua permasalahan  hidup di sini dijalani dengan tersenyum. Bahkan, dari dulu sampai kini rakyat Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menuh senyum. Mooi Inde, istilahnya di zaman lalu.

‘’Iya mas (ada demonstrasi besar) soal kenaikkan harga BBM di Prancis. Kisah dari saya silahkan tulis Mas. Soalnya kenaikkan harganya luar biasa. Salah satunya bahan bakar untuk diesel mas,’’ kata sahabat saya asal Bandung yang kini tinggal di Prancis melalui percakapan di media sosial.

Menurutnya, dulu sengaja orang- orang di  Prancis disuruh beli mobil diesel biar murah BBM-nya. Tapi ternyata sekarang malah harganya jauh di atas jenis BBM lainnya. ‘’Dan truk-truk itu pakai bahan bakar disel. Jadi secara rata-rata jadi harga-harga naik karena biaya angkutan barang-barang perdagangan menjadi lebih mahal mas,’’ katanya lagi.

Sebenarnya, lanjut dia, kenaikan harga itu sudah terasa mulai awal tahun hingga sekarang. Untuk detil kapannya saya kurang ingat. Misalnya bensin naik +19 centimes per litre diesel 31 centimes/litre. "Buat kita lumayan mas". 

“Nah yang terus naik harganya adalah bahan bakar diesel, dari misalnya 1,24 Euros/liter jadi 1,54 Euros pada awal november kemarin. Buat orang Prancis itu penting Mas. Siapa yang naikin? Ya tentu pemerintah tentunya yang naikin lah Mas, dibawah pimpinan Presiden Prancis Emanuel Macron,’’ rungutnya lagi yang sudah lebih dari dua puluh tahun tinggal di Prancis itu.

Bukan hanya itu, dibandingkan sampai dengan tahun lalu juga naik tinggi. Misalnya tahun lalu 2017 bahan bakar untuk diesel itu 1,24 Euros/liter dan pekan kemarin harganya sudah naik menjadi 1,51 euros /litre. ‘’Memang mungkin hanya naik centimes (percent dari nilai mata uang Euros) tapi buat kita  yang rakyat biasa ini sangat penting mas,’’ ungkapnya lagi.

Mendengar cerita dia, maka kisah demonstrasi besar-beran di Prancis kemudian dicek dalam media masa Eropa. BBC menuliskan artikelnya begini. Dia mengatakan memang ada demi besar, bahkan dalam berita yang lain dikabarkan ratusasatu orang terluka dan sampai ada yang meninggal.

Dan salah satu berita dari situs BBC dua hari lalu memberitakan seperti ini: Masuk hari ke tiga demo besar-besaran an di Prancis. Seluruh Prancis demo. Ini karena harga BBM naik. Jalan-jalan di blokir, pom bensin banyak yang tutup, dan 400 orang cedera dan  satu meninggal.

“Untuk mengisi penuh tangki mobil berbahasan bakar diesel sekarang terasa banget buat saya. Apalagi ini sekarang masih akan dinaikkan. Sebenarnya saya suka Presiden Macron lho. Tapi kalau begini terus, duh Macron kok kamu jadi banyak bikin masalah sih. Dan rakyat Prancis minta kamu mundurkarena BBM naik,’’ kata seorang warga Prancis.

Memang dalam beberapa hari itu, demonstrasi merebak di Perancis sebagai protes atas kenaikan harga bahan bakar. Pejabat setempat pada hari kedua demontrasi itu menyatakan unjuk rasa itu telah menyebabkan lebih dari 400 orang terluka.

Kementerian dalam negeri Perancis pun mengatakan bahwa hampir 300 pemrotes diinterogasi, dengan 157 di antaranya ditahan.

Dalam unjuk rasa kenaikan BBM itu, sekitar 288.000 orang ikut ambil bagian dalam unjuk rasa, misalnya jumlah masa yang ikut berdemontrasi  terjadi pada Sabtu. Dan jumlah demontrasi  tampaknya terjadi pada demontrasi di keesokan harinya, pada hari Ahad lalu (yang kala berita itu ditulis sedang berlangsung).

Para demonstran, yang dikenal sebagai "rompi kuning" (karena mengenakan rompi itu) pun telah mendirikan blokade jalan di Prancis. Dari para demonstan banyak yang mengubah kemarahan mereka pada Presiden Emmanuel Macron, yang mereka tuduhkan tidak tahu-menahu. Sementara Macron sampai berita itu ditulis belum mengomentari protes, dan telah melihat popularitasnya merosot dalam berbagai jajak pendapat.

Dahulu, Presiden Macron yang mulai berkuasa tahun lalu bersumpah untuk merombak ekonomi Perancis dan berpendapat kenaikan diperlukan untuk menyapih orang-orang Prancis dari bahan bakar fosil. Pemerintah Prancis pun telah mengumumkan sejumlah langkah untuk membantu keluarga miskin membayar energi dan tagihan transportasi mereka.

Tetapi dukungan untuk protes tampak luas. Hampir tiga perempat responden untuk jajak pendapat oleh lembaga Elabe mendukung Rompi Kuning dan 70% menginginkan pemerintah untuk membalikkan (membatalkan) kenaikan pajak bahan bakar.
Selama aksi itu, demonstran turun ke jalan di lebih dari 2.000 lokasi di seluruh Prancis. Ini data lokasi unjuk rasa yang berlangsung pada hari Sabtu, menurut kementerian dalam negeri.

Sebagian besar protes memang berlangsung dengan damai. Tetapi di beberapa tempat, amarah meletus dan membuat para pengemudi berusaha menerobos rintangan jalan. 
Dalam insiden terburuk, seorang wanita pengunjuk rasa meninggal setelah seorang sopir yang dikelilingi oleh demonstran panik dan dipercepat. Pihak kejaksaan setempat menyatakan sopir tersebut telah dituduh melakukan pembunuhan dan dibebaskan dengan jaminan.

Pada hari Sabtu lalu, sekitar 3.500 orang keluar pada hari Sabtu dalam apa yang katakan Menteri Dalam Negeri Prancis, Christophe Castaner disebut malam "gelisah".

"Ada serangan, perkelahian, penikaman. Ada perkelahian di antara 'pengunjuk rasa' rompi kuning. Ada banyak alkohol di tempat-tempat tertentu, yang menyebabkan perilaku bodoh ini,” kata Castaner. Dia mengatakan lebih dari 400 orang terluka, 14 serius.

Bagi para pengemudi di Prancis, kenaikkan harga BBM membuat beban hidupnya semakin bertambah. Kantor berita Prancis (AFP) menyatakan harga solar, bahan bakar yang paling umum digunakan di mobil Prancis, telah meningkat sekitar 23% selama 12 bulan terakhir menjadi rata-rata 1,51 Euro (1,32 £; $ 1,71) per liter. Ini menjadi titik tertinggi harga BBM di Prancis sejak awal 2000-an.

Pada sisi lain, harga minyak dunia memang meningkat sebelum jatuh kembali lagi. Namun oleh pemerintah Macron menaikkan pajak hidrokarbon tahun ini sebesar 7,6 sen per liter pada diesel dan 3,9 sen pada bensin. Ini dia lakukan sebagai bagian dari kampanye untuk mobil bersih dan bahan bakar.

Namun ditengarai, bagi rakyat Prancis keputusan Macron untuk memaksakan peningkatan harga BBM lebih lanjut sebesar 6,5 sen pada solar dan 2,9 sen pada bensin pada 1 Januari 2019 lalu, dianggap sebagai jerami atau penyebab utama aksi demonstrasi tersebut.

Memang, Presiden Macron saat itu tengah berkunjung di Jerman untuk hari berkabung nasional untuk korban perang dan kantornya mengatakan tidak pantas untuk membahas protes ketika dia ada di sana, yakni di luar negeri.

 






Tulis Komentar