Ngotot Supaya Istri Tetap Dirawat, Ternyata di Rumah Ada Istri Muda

Cerita dr. Gia pratama di twitter @GiaPratamaMD

KILASRIAU.com - Dalam ajaran agama Islam, seorang pria memang diperbolehkan memiliki lebih dari satu istri. Tapi dengan catatan, si pria dapat berlaku adil terhadap semua istrinya dan mendapatkan persetujuan dari istri pertamanya.

Tapi pertanyaannya, apakah manusia bisa berlaku adil? Dan, tentu saja tidak ada satu wanita pun di dunia ini yang mau diduakan. Maka dari itu, biasanya pria yang berkeinginan menikah lagi, akan diam-diam dan tidak meminta izin istri pertamanya.

Namun, ingat, serapat-rapatnya seseorang  menyimpan bangkai, pasti lama-kelamaan baunya akan tercium juga. Sepintar-pintarnya seseorang menyembunyikan kebohongan, pasti akan ketahuan juga. 

Ya, mungkin ungkapan tersebut sangat tepat menggambarkan kisah miris berikut ini. Kisah ini pertama kali dibagikan oleh seorang dokter bernama Gia Pratama di akun Twitter-nya, yang benar-benar dialami oleh dirinya dan pasiennya.

Dalam cuitannya, dokter ini menulis judul, Suami "luar biasa".. Kisah ini bermula, ketika ada pasien seorang ibu berusia sekitar 40-an, menderita TBC dan sudah dirawat hampir seminggu.

Kondisinya pun sudah jauh membaik, dan menurut dokter sudah diperbolehkan pulang untuk rawat jalan. Tiba-tiba, dengan nada tinggi, sang suami datang menemui dokter Gia dan menyatakan keberatan jika istrinya harus pulang.

Bahkan bapak tersebut sampai memaki-maki perawat hingga ada yang menangis. Bapak tersebut lalu menyatakan keberatannya jika istrinya harus pulang, karena menurutnya, sang istri masih belum sehat.

Kemudian, sang dokter pun membuka rekam medis si ibu. Hasilnya, semuanya sudah dalam keadaan normal dan secara fisik si ibu tidak ada indikasi lanjut rawat. Namun, si bapak tetap ngotot agar istrinya tetap dirawat.

Setelah berdebat lama, akhirnya si bapak mengaku dan mengajak damai dr. Gia dengan meminta pengertian supaya istrinya bisa dirawat setidaknya satu hari lagi, karena di rumahnya masih ada istri mudanya. Sambil menahan emosi, dr. Gia pun terus-menerus mengucapkan kalimat Istighfar di dalam hati. Baca cuitan lengkapnya di bawah ini untuk mengetahui akhir ceritanya, ya.

Saya kaget lalu meminta bpk utk masuk ke ruangan saya dan menunggu. Saya ke nurse stasiun utk nanya ke perawat "ada apa?" Saya liat perawat2 wajahnya sedih semua, bahkan ada satu yang menangis. "Kami dimarahi bpk itu dok, krna membuat surat rekomendasi pulang". Saya berkenyit.






Tulis Komentar