Kilasriau.com, INDRAGIRI HILIR - Pengolahan pasca panen menjadi salah satu cara yang inovatif yang dikembangkan oleh petani kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dalam meningkatkan nilai tambah dari produk perkebunan.

Dalam pengolahan pasca panen perkebunan kelapa, produk yang bisa dihasilkan oleh petani kelapa maupun kelompok tani bisa berupa minyak, kopra, VCO, Nata DeCoco, bahkan dengan memanfaatkan limbah kelapa seperti sabut kelapa yang bisa diolah menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Mengenai pengolahan pasca panen kelapa, dari informasi yang didapat melalui masyarakat di Kecamatan Tanah Merah, mengatakan bahwa pada umumnya masyarakat petani kelapa di Kecamatan Tanah Merah mengolah hasil panen kelapa menjadi kopra, dan pada sebagiannya pula menjual kelapa bulat.

"Untuk pengolahan pasca panen kita cuma mengolah kopra, lalu tempurungnya dijual kepada pembuat arang ada juga yang membuat arang sendiri," ujar Ahmad, Minggu (17/10/2021).

"Tapi lebih banyak juga masyarakat petani kelapa di Kecamatan Tanah Merah ini menjual kelapa jambul atau licin," tambahnya.

Selain itu mengenai pemanfaatan limbah sabut kelapa kata Ahmad, saat ini tidak ada pabrik pengolahan sabut kelapa untuk diambil sarat sabut kelapanya atau Cocofiber dan lainnya.

"Untuk sabut kelapa hanya digunakan untuk pemanfaatan sebagai bahan bakar untuk mengolah kopra salai, selain itu paling sebagai timbunana untuk pemadatan tanah," akhirinya.

Untuk diketahui, melalui data Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir bahwa perkebunan kelapa jenis Kelapa Dalam memiliki luas 11.421 hektar, dengan potensi produksi hasil perkebunan tercatat pada semester II (Juli-Desember 2019) mencapai 16.139.369 kilogram.

Sedangkan luas perkebunan kelapa jenis Kelapa Hibrida pada Kecamatan Tanah Merah memiliki luas 786 hektar, dengan potensi produksi hasil perkebunan Kelapa Hibrida tercatat pada semester II (Juli-Desember 2019)  mencapai 815.850 kilogram. (Adv/Arbain)