Anies: Jakarta Sudah Bersiap Sejak Covid-19 Dianggap Enteng

KILASRIAU.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim pihaknya telah bersiap menangani pandemi Covid-19, bahkan semenjak wabah tersebut masih dianggap enteng oleh sebagian pihak.

"Sejak Covid-19 masih dianggap enteng, disaat sebagian mengira ini urusan pendek yang akan cepat selesai, kami di DKI Jakarta sudah bersiap untuk menghadapi masalah ini sebagai urusan yang panjang," kata Anies melalui akun Instagram, Minggu (24/1).

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu menyebut persiapan di RSUD Cengkareng menjadi salah satu buktinya. Ia mengatakan rumah sakit itu sudah dijadikan rumah sakit khusus Covid-19 sejak awal pandemi.

Menurut Anies, RSUD Cengkareng sendiri memiliki daya tampung yang paling besar di DKI, dengan 80 kamar ICU dan 240 ruang rawat isolasi.

Ia mengaku pendekatan tersebut ia lakukan karena belajar dari pengalaman kota lain di dunia, di mana pandemi tak berjalan sebentar dan memerlukan sumber daya dalam kurun waktu yang panjang.

"Rumah sakit ini terus menambah kapasitas ICU dan tempat tidur isolasi. Ini berarti juga menambah jumlah tenaga medis, peralatan kesehatan, juga obat-obatan," ujarnya.

Anies mengatakan tenaga kesehatan merupakan benteng pertahanan terakhir pada penanganan pandemi. Jumlah mereka pun tak sepadan dengan banyaknya orang yang terinfeksi Covid-19.

Untuk itu, Anies meminta masyarakat membantu kerja tenaga kesehatan dengan memastikan penerapan protokol kesehatan, dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

"Jangan biarkan benteng ini roboh karena hadirnya gelombang pasien Covid-19 yang makin banyak," katanya.

Lebih lanjut, Anies menyebut DKI serius menangani pandemi dengan meningkatkan kemampuan testing, tracing, dan treatment. Serta menerapkan transparansi dan keterbukaan sebagai prinsip penanganan virus.

Kasus positif Covid-19 di Indonesia pertama kali diumumkan pemerintah pada Maret 2020. Hampir setahun kemudian, angka kasus kini sudah melonjak hingga 977.474 kasus. Tak sampai 30 ribu lagi, kasus akan menembus angka 1 juta.

Ketika kasus pertama ditemukan, pemerintah berupaya menyerukan masyarakat tak perlu panik. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) belum diterapkan sampai setidaknya sebulan memasuki pandemi, dan tidak merata di semua provinsi.

Guyonan dan pernyataan yang kerap diutarakan eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan pejabat lain di awal pandemi sempat membuat masyarakat geram. Mereka menilai hal itu mencerminkan ketidakseriusan pemerintah menanggapi adanya pandemi.






Tulis Komentar