Bonita Harimau Sumatra yang Sempat Memakan korban di Inhil, Akan dilepas Liarkan

KILASRIAU.com -?Harimau Sumatera yang diberi nama Bonita ?yang sempat memakan korban dan membuat sibuk Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) akan dilepasliarkan ke habitatnya.

Hal ini disampaikan Kepala BBKSDA Riau terkait kondisi terbaru harimau sumatera bernama Bonita itu yang berhasil ditangkap beberapa waktu lalu.

Nama Bonita sempat jadi sorotan setelah harimau itu melakukan penyerangan terhadap manusia, ada dua orang korban jiwa yang diakibatkan Bonita waktu itu.

Peristiwa penyerangan ini terjadi di kawasan perkebunan sawit di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil.

Dikatakan Suharyono pada Sabtu (29/9/2018), saat ini kondisi Bonita sudah menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik.

"Dokter yang menangani dia (Bonita) dokter Deni menyampaikan jika Bonita sudah pulih, liar, sudah bisa mengejar mangsa dan seterusnya," sebut dia.

Lanjut Suharyono, terkait kondisi Bonita itu, tim kini sedang mencari titik atau tempat pelepasliaran yang memungkinkan untuk Bonita.

Ada beberapa lokasi yang sudah disurvey oleh tim.

Karena menurut Suharyono lagi, tempat pelepasliaran Bonita tidak boleh sembarangan.

"Tentu harus sesuai dengan karakter dia, Bonita ini kan harimau yang hidup di rawa-rawa atau gambut," ujar dia.

Namun jika ke Suaka Margasatwa Kerumutan (tempat sebelumnya), Suharyono menyebutkan rasanya kurang bijak.

Sehingga pihaknya mencari alternatif lain, tapi masih di Provinsi Riau. Minimal yang mendekati atau punya kesamaan seperti tempat tinggal Bonita dulu.

Dibeberkan Kepala BBKSDA, sejauh ini menurutnya tempat pelepasliaran yang pas ada di daerah Bukit Batu.

"Sementara situasi yang agak mirip yaitu Bukit Batu. Sementara kita sedang mendalami situasi di sana yang luasnya sekitar 21 ribu hektor. Di sana memang ada beberala harimau gambut," ulas dia.

Sementara itu, untuk waktu pelepasliaran sendiri, Suharyono belum bisa memastikan.

Pihaknya masih akan mempelajari beberapa hal, sebelum Bonita benar-benar dilepasliarkan ke alam bebas.

"Karena ada beberapa faktor yang jadi pertimbangan. Baik itu keselamatan, keamanan, kemudian bagaimana pemantauan," bebernya.

"Sehingga ada sumbangsihnya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terkait harimau sumatera yang hidup di gambut atau rawa," sambung dia lagi.?






Tulis Komentar