Kusmely Pinta HPPMKG Tembilahan Memperjuangkan Hak

KILASARIAU.com - Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ)  yang diselenggarakan Tingkat Kecamatan di Desa Belantaraya Kecamatan Gaung Kabupaten Indragiri Hilir yang ke- XXIII cukup Meriah. 

Namun, tak seperti apa yang dapat kita lihat ternyata dibalik suksesnya acara terdapat kekecewaan yang semestinya tidak terjadi. Bicara MTQ bicara Al Qur'an, sangat disayangkan jika acara keagamaan justru tercoreng dengan intervensi. Menjadi momentum yang tidak mendidik bagi peserta yang notabennya masih anak-anak.

Rasa kekecewaan diungkapkan salah seorang peserta syarhil Qur'an atas nama Yeni Yusnety yang dinyatakan menang, namun tidak dikonfirmasi sampai saat ini. 

"Untuk apa dilaksanakan lomba, kalau ternyata sudah punya pemenangnya, kami anak daerah asli dari gaung, siap belajar, siap membawa nama gaung. Kami dinyatakan menang, tapi yang diutus ke kabupaten bukan kami" kata Yeni kepada kusmely, Kamis (19/09/2019). 

Baharuddin selaku kordinator untuk teknis perlombaan dan data khususnya peserta dari Kecamatan Gaung menyatakan, bahwa data peserta Syahril sudah masuk.

"Kami menerima data, dan itu yang kami input, dan data yang masuk bukan atas nama pemenang dari desa simpang gaung, persoalan itu, silahkan ditanyakan kepada bapak KUA" Baharuddin jelasnya

Sementara itu, Jhoni Afrizal KUA gaung yang bertindak selaku kordinator dewan hakim pada pelaksaan MTQ saat dikonfirmasi menyatakan, "persoalan ini mohon untuk konfirmasi kembali kepada panitia khususnya kordinator syarhil Qur'an," kata Jhoni Ketika dikonfirmasi kepada panitia. 

panitia sudah menyerahkan data yang sebenarnya. Demikian hal ini tidak ada yang bertanggung jawab sampai saat ini, semua pihak saling lempar bola.

Menurut Kusmely, aktivis perempuan yang saat ini menjabat selaku ketua umum Kohati Badko Riau-Kepulauan Riau, putri asli kec. Gaung ini menyatakan, ada kecurangan yang dipersiapkan, bagaimana tidak, peserta yang dinyatakan menang dan diumumkan  pada MTQ ke XXIII, ternyata bukanlah peserta yang akan dikirim untuk mengikuti perlombaan tingkat kabupaten mendatang.

"Saya putri asli dari simpang gaung, dan adik-adik yang dinyatakan menang adalah asli dari desa simpang gaung, tanah kelahiran saya. Mereka dinyatakan menang, namun bukan mereka yang menjadi utusan menuju kabupaten" Jelas Meli panggilan akrabnya. 

Pelaksanaan MTQ yang menghabiskan dana puluhan juta, harapannya dapat menjadi ajang menggali potensi, menumbuhkan generasi baru, bukan malah menjadi ajang eksistensi dan seremonial semata. 

"Semua berharap yang terbaik, namun alangkah baiknya, jika kita memperbaiki sistem, berikan kepercayaan kepada  para pemenang dan berikan pembinaan secara matang untuk mendapat hasil terbaik. Karna jika semuanya dilakukan secara instan, 3- 5 tahun mendatang, gaung akan kehilangan generasi terbaik," tambahnya.

Dalam hal ini kusmely juga meminta kepada seluruh pemuda, pelajar, dan mahasiswa dari Kecamatan Gaung yang terhimpun dalam HPPMKG- Tembilahan untuk bersama memperjuangkan hak adik-adik kita, mereka tidak pernah meminta apapun, kecuali kesempatan untuk berbuat dan berkontribusi kepada kampung halaman. Karna sesuai slogan kita, berhimpun dinegri orang pulang membangun negri sendiri.






Tulis Komentar