Kemarau Panjang, Krisis Air Bersih Meluas di Sejumlah Wilayah Indonesia

Ilustrasi musim kemarau di Indonesia. Sejumlah daerah di Indonesia mulai terdampak krisis air bersih akibat kemarau panjang. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

KILASARIAU.com  -- Puncak musim kemarau sejak beberapa pekan terakhir mengakibatkan sejumlah daerah di Indonesia mulai mengalami krisis air bersih. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah memprediksi kemarau tahun ini akan lebih kering, menyusul fenomena El Nino. 

El Nino merupakan fenomena suhu muka laut memanas di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Kekeringan hingga krisis air bersih terjadi tak hanya di pulau Jawa, namun meluas di sejumlah titik di Sumatra hingga Kalimantan.

Di Lebak, Provinsi Banten, 15 desa di enam kecamatan kehilangan akses air bersih akibat kemarau panjang. Kekeringan terjadi di Kecamatan Sajira, Maja, Leuwidamar, Bojongmanik, Wanassalam dan Warunggunung.

"Air bawah tanah, seperti sumur timba, sumur bor, jetpump listrik dan sumber mata air mengering," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, dilansir dari Antara, Rabu (14/8).

Masyarakat yang ingin memenuhi kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK) terpaksa berjalan kaki menuju lokasi daerah aliran sungai. Masyarakat membuat lubang-lubang di tepi sungai untuk menampung air. Namun BPBD hingga kini belum menetapkan status tanggap darurat kekeringan.

Di Bengkulu, warga Desa Desa Mejan Jaya, Kabupaten Mukomuko juga dilanda keringan sejak sebulan terakhir."Kami optimalkan pendistribusian pasokan air bersih ke desa-desa yang dilanda kesulitan air," kata dia.

Beli Air Bersih

Di Gresik, Jawa Timur, ratusan warga di 59 desa turut mengalami kesulitan air bersih. Warga harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) wilayah setempat

Salah satu warga Desa Sirnoboyo, Kecamatan Benjeng, Sishadi Wilopo mengatakan desanya merupakan lokasi yang paling parah terkena kesulitan air bersih. Kekeringan sudah terjadi selama tiga bulan terakhir,

"Hingga Rp40 ribu per hari untuk membeli air, karena sumur kering. Airnya juga menjadi asin," kata dia.

Kekeringan terjadi di empat kecamatan: Benjeng, Kedamean, Cerme dan Balungpanggang.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gresik Dianne Hetty mengaku telah menyiapkan lima armada truk tangki yang berisi air bersih. Setiap hari belasan desa dijangkau.

"Siap keliling di beberapa desa yang mengalami kekeringan," katanya.


"Sumur gali kami kekeringan akibat musim panas," kata warga Desa Medan Jaya, Kecamatan Ipuh Yusmaniar.

Meski demikian, warga masih bisa mengambil air bersih yang bersumber dari sumur bor milik Masjid Darussalam setempat.

Warga Kecamatan Air Manjuto, Eri Yanto mengatakan dia terpaksa menambah kedalaman sumur dari empat meter menjadi sembilan meter.

"Saat ini tukang sedang menggali sumur di rumah, dan baru sedalam sekitar dua meter, air sudah banyak di sumur tersebut, tetapi saya minta supaya sumur ini tambah sedalam empat meter lagi," ujarnya.

Ia mengatakan, air yang ada di sumur gali miliknya mulai kering sejak sepekan terakhir. Meskip ada sedikit air, tetapi kualitas air sumur gali tersebut tidak bagus dan tidak layak dikonsumsi.

Untuk itu, ia mengatakan, menambah kedalaman air sumur gali miliknya agar ada persediaan air bersih untuk memenuhi berbagai kebutuhan rumah tangganya beberapa hari ke depan.

Ia berharap, setelah adanya penambahan kedalaman sumur gali milliknya, selanjutnya sumur ini tidak mengalami kekeringan.

Sementara uty Pemerintah Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat telah menggelar rapat tanggap darurat, menyusul kekeringan di tiga kecamatan.
31 Desa di Banyumas krisis
BPBD Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mencatat 31 desa terdampak kekeringan krisis air bersih.

"Tiap hari terus bertambah (daerah terdampak)," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Ariono Poerwanto, Rabu (14/8).

31 desa tersebut antara lain Desa Karanganyar, Kecamatan Patikraja, Desa Nusadadi, Desa Karanggendang dan Desa Selandaka, Desa Bogangin, Desa Kuntili dan Desa Kradenan, Kecamatan Sumpiuh.

Selain itu, Desa Kediri, Tamansari, dan Karanglewas Kidul, Kecamatan Karanglewas, Desa Banjarparakan dan Tipar Kecamatan Rawalo, Desa Srowot dan Desa Pajerukan Kecamatan Kalibagor, Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Desa Karangtalun Kidul, Desa Kalitapen, dan Desa Kaliwangi, Kecamatan Purwojati.

Selain itu, Desa Jatisaba, Desa Panusupan, Desa Kasegeran, Kecamatan Cilongok, dan Desa Buniayu, Desa Klangkapan, Kecamatan Tambak, Desa Sawangan dan Desa Karangsari, Kecamatan Kebasen, Desa Gancang, Desa Kedungurang, dan Desa Gumelar, Kecamatan Gumelar, Desa Klinting, Kecamatan Somagede, Desa Besuki, Kecamatan Lumbir, dan Desa Kedungpring Kecamatan Kemranjen.

Bupati Kayong Utara Citra, Duani menginstruksikan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan swasta untuk membantu masyarakat yang mengalami kesulitan air.

Kekeringan dan krisis air bersih mengintai ratusan kepala keluarga di Kecamatan Simpang Hilir, Teluk Batang dan Pulau Maya.

"Camat atau lurah agar proaktif melaporkan sejak dini gejala kekeringan di daerahnya," kata Duani.






Tulis Komentar