Dua Kontainer Produk Pertanian Jabar Diekspor

Foto: Ekspor Jahe Jabar (Wisma Putra/detikFinance)

KILASRIAU.com - Balai Karantina Kementerian Pertanian melepas dua kontainer produk pertanian di Jawa Barat untuk di ekspor ke sejumlah negara di Asia. Jahe memiliki potensi tinggi.

Pantauan detikcom, Minggu (30/6/2019) pelepasan dua kontainer prodak pertanian Jawa Barat ini berlangsung di Halaman PT Kaldu Sari Nabati Indonesia, Jalan Raya Garut-Bandung, Jawa Barat.

Pelepasan langsung dipimpin oleh Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil. Prodak pertanian yang diekspor kali ini, di antaranya buah salak diekspor ke China, jahe diekspor ke Bangladesh, kopi diekspor ke Korea Selatan dan prodak makanan ringan yang diekspor ke Philipina.

"Alhamdulillah, hari ini kita melepas beberapa komoditas pertanian dari Jawa Barat," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil.

Sekretaris Dinas Pertanian Jawa Barat Uung Gumilar mengatakan, pihaknya mendorong para petani untuk meningkatkan produksi jahe, karena cukup menguntungkan.
Dalam ekspor kali ini, pihaknya menyoroti komoditas tanaman obat jahe memiliki potensi yang sangat besar di pasar internasional. Jahe yang diekspor kali ini berasal dari sejumlah wilayah di Jawa Barat di antaranya, Bandung, Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Cianjur dan Sumedang.

"Jahe memiliki potensi yang sangat besar, hari ini diekspor 54 ton ke Bangladesh," ujarnya.

Dalam meningkatkan, ekspor komoditas pertanian di Jawa Barat pihaknya memiliki empat strategi peningkatan ekspor.

"Pertama, peningkatan eksportir yang tadinya hanya 100 harus meningkat hingga 200 persen. Kedua, dispersifikasi prodak yang dimana penjualan jahe bisa dalam bentuk bumbu," ungkapnya.

"Ketiga, frekwensi pengiriman dan keempat buka pasar baru. Kalau sekarang bisa ekspor ke hygBangladesh, besok harus bisa ke Thailand, Francis hingga Belanda," tambahnya.

Pihaknya mengklaim, di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Yusuf Kalla, ekspor komoditas pertanian meningkat.

"Peningkatan komoditas ekspor kita lebih dari 10 ton. Nilainya lebih dari 400 triliun, itu data kita dan itu nilai yang cukup besar dari komoditas pertanian. Mari kita dorong bersama," jelasnya.

Pihaknya mengingatkan, margin keuntungan dari eksportir dibagi kepada para petani. Dimana, harga beli para petani dinaikan dan jangan ditekan.

"Kita bercita-cita menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia Tahun 2045. Semua barang dari petani, petani sejahtera dan masyarakat sejahtera," paparnya.


"Untuk jahe, kita dorong terus dikembangkan. Harapannya ke depan, produksinya lebih baik untuk memenuhi pasar luar negeri. Jahe kita sudah terbukti, tinggal peningkatan teknologi di petani kita, jenisnya ada jahe gajah, jahe merit dan jahe merah," ujarnya.

Sementara itu, salah satu eksportir Tariq Muhammad mengatakan, setiap bulan pihaknya dapat mengekspor empat kali jahe ke Bangladesh.

"Empat kali dalam satu bulan. Kita kumpulkan 4-10 kontainer, itu masih kekurangan, tahun ini kurang. Dalam satu bulan bisa mencapai 150-250 ton, tapi bila bersama-sama dengan eksportir lainnya bisa mencapai 2000 ton," pungkasnya. 






Tulis Komentar