Ramadan Berbarengan Dengan Perhitungan Suara, MUI Ajak Masyarakat Kendalikan Diri

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi memaparkan hasil sidang isbat usai mendengarkan pemaparan posisi hilal dari 34 provinsi terlebih dahulu di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Ahad (5/5/2019). (Suara

KILASRIAU.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyambut baik penetapan awal Ramadan yang jatuh pada Senin (6/5/2019) usai dilakukan sidang isbat di Kementerian Agama, Jakarta Pusat pada sore ini.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama (MUI), Abdullah Jaidi, berharap jatuhnya Ramadan yang bertepatan dengan perhitungan suara pasca Pemilu 2019 dapat berdampak baik pada suasana dan kondusifitas bangsa.

Ia berpesan, agar semua pihak baik elite pemerintah, tokoh nasional maupun masyarakat sama-sama dapat menahan diri dalam menyikapi suhu politik pasca pemilu di bulan suci Ramadan 1440 Hijriah.

"Dalam harapan Majelis Ulama Indonesia, semoga Ramadan tahun ini dalam suasana bangsa kita sedang melakukan penghitungan suara sesudah pemilu ini," kata Jaidi di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Ahad (5/5/2019).

"Mudah-mudahan kita juga dengan hikmah Ramadan dan barokah Ramadan kita masing-masing dapat mengendalikan diri sesuai dengan apa yang disabdakan Rasulullah," sambungnya.

Jaidi juga berharap umat Islam dapat memaksimalkan ibadahnya selama Ramadan. Terlebih, kata dia, MUI berharap agar penetapan awal Ramadan dan satu Syawal nanti dapat terus berbarengan di antara organisasi Islam.

"Yang pertama tentunya kita bersyukur kepada Allah SWT bahwa kita selama ini dapat memulai awal Ramadan, awal Idul Fitri, awal Dzulhijah secara bersama-sama. Dan fenomena alam dan perhitungan seperti ini insyaallah akan kita pertahankan agar kita bisa senantiasa memulai dengan secara bersama-sama," tutur Jaidi.






Tulis Komentar