Muslim di Sebut Penyebab Teror, Senator Australia Akan Disanksi

Pemerintah Australia akan mengambil langkah tegas untuk merespons pernyataan senatornya, Fraser Anning, yang menuduh imigran Muslim penyebab teror Christchurch. (AAP/Mick Tsikas/via Reuters)

KILASRIAU.com - Pemerintah Australia disebut akan mengambil langkah tegas untuk merespons pernyataan kontroversial salah satu senatornya, Fraser Anning, yang telah menuduh imigran Muslim sebagai penyebab penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.

Duta Besar Australia di Jakarta, Gary Quinlan, menuturkan pemerintah akan menggelar rapat di parlemen pada 2 April mendatang untuk membicarakan sanksi bagi Anning.

"Pemerintah dan seluruh partai politik akan mengambil langkah menanggapi sikap individu tersebut (Anning) pada 2 April mendatang di parlemen," kata Quinlan saat bertemu dengan sejumlah petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Pernyataan itu dilontarkan Quinlan menanggapi pernyataan Anning yang menyebut bahwa kaum imigran Muslim menjadi penyebab teror Christchurch terjadi.

Dalam pernyataannya pada Jumat (15/3), Anning mengatakan penyebab penembakan massal yang terjadi di dua masjid di pusat Kota Christchurch bukan karena aturan kepemilikan senjata yang lemah.

Dia menganggap program imigrasi yang yang mengizinkan imigran Muslim fanatik tinggal di Selandia Baru menjadi penyebab utama teror terjadi. Dalam pernyataannya, Anning bahkan menyebut Islam sama dengan fasisme.

"Mari kita perjelas, ketika umat Muslim menjadi korban dalam kekerasan hari ini, biasanya mereka lah yang menjadi pelaku. Secara global, kaum Muslim banyak membunuh orang dengan mengatasnamakan agama," kata Anning.

Pernyataan itu mendapat kecaman dari banyak pihak, termasuk Indonesia. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi bahkan memanggil Quinlan untuk menyampaikan kecamannya terhadap pernyataan Anning tersebut.

Dalam pertemuan dengan Quinlan, Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas juga menganggap pernyataan Anning itu sangat menyesatkan dan tidak dapat diterima karena mengkaitkan agama, terutama Islam, dengan tindakan kekerasan.

Menanggapi hal itu, Quinlan sepakat bahwa pernyataan salah satu senator negaranya itu sangat tidak bisa diterima bahkan oleh seluruh komunitas dan jajaran pemerintah Australia.

Ia menegaskan pernyataan Anning, senator dari negara bagian Queensland itu, bertentangan dengan prinsip yang diterapkan masyarakat Australia.

"Karena tuduhan terhadap suatu agama apa pun, agama apa pun, itu bertentangan dengan prinsip masyarakat Australia."

Meski begitu, Quinlan menganggap komentar Anning membuat pemerintah dan warga Australia menyadari tentang bahaya kebangkitan ekstremis sayap kanan.

"Masyarakat kami sekarang lebih menyadari bahaya ideologi ekstremis sayap kanan karena orang-orang penganut paham ini tidak hanya mempengaruhi secara ideologi, tapi juga secara patologis," kata Quinlan.

Dia menyebut insiden Christchurch dan pernyataan Anning membuat pemerintah bersama masyarakat Australia harus bekerja lebih keras menghentikan penyebaran ujaran kebenican dan pandangan ekstremis apa pun, terutama di media sosial.

"Pernyataan Anning mengingatkan Australia agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ujaran kebencian dan ekstremis sayap kanan. Pada Juni yang akan datang di pertemuan G20 kami ingin mengangkat isu agar platform media sosial seperti Facebook dan Google lebih bertanggungjawab mengontrol ujaran kebencian."






Tulis Komentar