Reses Hari Ketiga: Masih Ada Anak Juara yang Tak Mendapat Beasiswa, Inilah Temuan H. Asril, SH di Lapangan

Siak, KILASRIAU.com – Anggota DPRD Kabupaten Siak, H. Asril, SH, kembali memperlihatkan komitmen dan kedekatannya dengan masyarakat melalui kegiatan Reses Masa Sidang III Tahun 2025. Pada hari ketiga, ia hadir langsung menyapa warga di dua lokasi padat penduduk yaitu di Jalan Gurami KM 5, Kelurahan Perawang pada pagi hari, dan Perumahan Permata Sentosa 3 KM 7, Kampung Perawang Barat pada sore harinya.
Reses ini berlangsung dalam suasana penuh kehangatan dan keterbukaan, dengan partisipasi aktif masyarakat yang menyampaikan berbagai persoalan yang selama ini mereka rasakan. Kegiatan ini berlangsung pada, Minggu (27/7/2025).
Di Jalan Gurami KM 5, warga secara antusias menyampaikan berbagai keluhan dan harapan mereka. Salah satu masalah paling mendesak yang kembali disuarakan adalah sambungan drainase di perbatasan RT 14 dan 15 yang hingga kini tak kunjung selesai.
“Pak, sambungan drainase di RT 14 dan 15 itu belum selesai sampai sekarang. Kalau hujan, air menggenang dan bikin lingkungan kotor. Mengingat sudah berulang kali proposal kami ajukan, kami harap ini segera ditindaklanjuti,” ujar Abdisalman.
Isu pendidikan juga mencuat dalam sesi tanya jawab. Pak Erison menanyakan terkait beasiswa untuk anak-anak berprestasi dari keluarga kurang mampu, menyebutkan bahwa anaknya sendiri adalah salah satu yang layak mendapatkan dukungan tersebut.
“Anak saya alhamdulillah berprestasi selalu dapat juara 1, Pak, tapi kami orang tuanya hidup pas-pasan. Apakah ada program beasiswa untuk anak-anak seperti ini dan bagaimana untuk mendapatkannya,” ucapnya.
Tak hanya itu, muncul juga permintaan dari seorang warga bernama, Ainafitri terkait akses terhadap ijazah Paket B dan Paket C bagi anak-anak putus sekolah di Jalan Gurami. Ia berharap ada program khusus yang bisa memfasilitasi pendidikan alternatif ini, karena banyak remaja di lingkungannya yang tidak menamatkan sekolah formal.
“Banyak anak-anak di Jalan Gurami ini yang putus sekolah, Pak. Salah satunya keponakan saya. Mereka butuh program Paket B dan C supaya bisa punya ijazah. Kami mohon ada dukungan agar mereka bisa ikut ujian paket dan lanjut kerja atau sekolah lagi,” ungkapnya.
Memasuki sore hari, H. Asril melanjutkan reses ke Perumahan Permata Sentosa 3 KM 7, dan kembali disambut antusias oleh warga. Dalam pertemuan tersebut, selain isu drainase dan jalan lingkungan, mencuat juga persoalan pemekaran wilayah dan kesejahteraan guru honorer.
Seorang warga, Gultom menegaskan pentingnya pemekaran Rt, Rw ataupun Kadus di wilayah Perawang Barat agar pembangunan dan pelayanan publik bisa lebih fokus dan merata.
“Kami berharap Pak Dewan bisa mendorong percepatan pemekaran di Perawang Barat ini. Sudah terlalu padat penduduknya, tapi pelayanan kurang efektif. Dengan pemekaran, kami yakin pembangunan bisa lebih merata,” kata pak Gultom.

Sementara itu, seorang guru honorer, Desti menyuarakan keresahannya soal tunjangan kesejahteraan guru (Rombel) yang sudah enam bulan belum cair, meskipun mereka tetap aktif mengajar.
“Saya ini guru honorer, Pak. Sudah enam bulan tunjangan kesejahteraan guru kami belum cair. Padahal kami tetap mengajar setiap hari. Tolong ditanyakan dan diperjuangkan, karena ini menyangkut kebutuhan hidup kami,” keluhnya.
Menanggapi aspirasi warga dari dua lokasi tersebut, H. Asril menegaskan bahwa tidak ada satu pun aspirasi yang akan diabaikan. Semua isu yang disampaikan akan dibahas dalam forum resmi DPRD, baik melalui Musrenbang maupun rapat lintas komisi dan bersama OPD terkait.
“Sambungan drainase, permintaan beasiswa, dan program ujian paket akan kami bawa ke Dinas Pendidikan dan instansi terkait. Anak-anak yang putus sekolah tetap punya hak untuk melanjutkan pendidikan dengan cara alternatif. Kami siap memfasilitasi,” ungkapnya.
Terkait pemekaran yang sudah diajukan oleh warga Perumahan Permata Sentosa 3 kepada pihak Desa (Kampung), ia meminta untuk terlebih dahulu melengkapi apa-apa yang menjadi persyaratan pemekaran, dan beliau siap berkomunikasi dengan Penghulu Kampung agar terealisasi dengan cepat.
“Terkait pemekaran wilayah, saya sangat sepakat. Ini bukan hanya soal administratif, tapi tentang mendekatkan pelayanan publik ke masyarakat. Kita akan dorong percepatan prosesnya bersama pemerintah Kampung dan pihak terkait,” tegas H. Asril.
Mengenai guru honorer, ia menegaskan bahwa tidak boleh ada pengabaian terhadap mereka yang telah mengabdi di dunia pendidikan.
“Saya sangat prihatin. Uang kesejahteraan guru honorer yang tertunda harus segera dicairkan. Ini menyangkut hak dan pengabdian. Saya akan bawa masalah ini ke pembahasan bersama Dinas Pendidikan. Kita tidak boleh membiarkan guru berjuang sendirian tanpa kepastian haknya.” jelasnya.
Dan ia menekankan kegiatan reses yang ia lakukan bukan semata-mata karna tugas dan kewajiban melainkan panggilan jiwa dimana kepercayaan yang amat besar diberikan oleh masyarakat tualang kepadanya, menjadi mesin penggerak untuk ia lebih giat dalam menggali aspirasi masyarakat khususnya di Kecamatan Tualang.
“Saya hadir bukan untuk sekadar mendengar, tapi untuk memperjuangkan. Semua suara yang saya terima hari ini akan saya bawa ke meja kebijakan. Kita kawal sama-sama sampai terealisasi,” tutupnya dengan penuh keyakinan.
Kegiatan reses hari ketiga ditutup dengan ramah tamah dan sesi foto bersama, kehadiran langsung H. Asril, SH di tengah masyarakat mempertegas bahwa reses bukan sekadar agenda rutin, melainkan wadah menyerap denyut kehidupan rakyat secara langsung.
Dengan semangat keterbukaan dan komitmen pengawalan, H. Asril memastikan bahwa semua suara yang terdengar hari ini akan dibawa hingga ke meja kebijakan demi mewujudkan pembangunan yang lebih adil, merata, dan berpihak pada masyarakat kecil.
Tulis Komentar