Nama Jalur Sempat Ditolak, PBK Tetap Dukung Event Pacu Jalur Kuansing

KUANTAN HILIR (KilasRiau.com) - Persiapan Pacu Jalur Event Kebudayaan Kabupaten Kuantan Singingi yang akan berlangsung di Tepian Lubuak Sobae, Baserah, Kecamatan Kuantan Hilir, pada 9–12 Agustus 2025, sempat diwarnai dinamika terkait penamaan salah satu jalur peserta.
Organisasi masyarakat Pemuda Batak Kuansing (PBK) mengaku jalur mereka dengan nama awal “Horas Bintang Pemuda Batak Kuansing” sempat tidak diterima oleh panitia. Hal ini sontak menuai perhatian publik karena menyangkut representasi etnis dalam event budaya daerah.
Ketua PBK, Hardianto Manik, angkat bicara terkait penolakan tersebut.
“Organisasi masyarakat Pemuda Batak Kuansing ditolak oleh panitia event kebudayaan karena ada tekanan dari atasan. Namun, kami memahami situasi ini dan tetap menghargai keputusan panitia,” ujar Hardianto kepada wartawan, Sabtu (26/07/2025).
PBK kemudian memilih untuk tetap mendukung penuh perhelatan budaya akbar tersebut tanpa ingin memperpanjang polemik. Menanggapi saran panitia, mereka sepakat mengganti nama jalur menjadi “Bintang Medan Anak Rantau Kuansing.”
Ketua panitia pelaksana, Didik Marka Hendika, S.IP, menegaskan tidak ada konflik besar dalam insiden ini.
“Tidak ada masalah, semuanya aman terkendali. Kami hanya menyarankan kepada Ketua PBK agar mengganti nama jalur saja,” jelasnya.
Menurut Didik, panitia ingin menjaga suasana tetap kondusif menjelang perhelatan budaya yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk kelompok perantau.
Perubahan nama jalur oleh PBK pun diterima dengan legawa.
“Awalnya nama jalur adalah Horas Bintang Pemuda Batak Kuansing, kini telah diganti menjadi Bintang Medan Anak Rantau Kuansing,” kata Hardianto.
PBK menegaskan bahwa partisipasi mereka bukan semata membawa nama, melainkan semangat berkontribusi dalam memperkaya keragaman budaya di Kuantan Singingi.
Event Pacu Jalur sendiri merupakan salah satu magnet budaya dan pariwisata terbesar di Provinsi Riau. Kehadiran berbagai kelompok masyarakat dari latar belakang berbeda menjadi bukti bahwa budaya adalah perekat persatuan.*(ald)
Tulis Komentar