Penanganan DBD Inhil Kian Disorot: Kasus Meningkat, Alat Rusak, Masyarakat Mengadu Lewat Medsos

KILASRIAU.com – Lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) terus memicu keresahan. Hingga awal Mei 2025, Dinas Kesehatan mencatat 197 kasus dengan enam korban jiwa. Meski status Kejadian Luar Biasa (KLB) telah ditetapkan pada bulan Maret tahun 2025, penanganan dinilai jauh dari optimal.
Di tengah kekurangan alat fogging dan lemahnya koordinasi penanggulangan, masyarakat Tembilahan Jalan Sederhana meluapkan kekecewaannya melalui media sosial. Dalam unggahan di akun Berita Inhil Tembilahan, warga menyampaikan bahwa laporan berulang ke RT, RW, hingga pihak rumah sakit belum membuahkan hasil nyata.
“Sudah banyak korban DBD, kami sudah melapor berulang kali, tapi sampai sekarang tidak ada tindakan. Rumah sakit di Jalan Sederhana tidak juga merespon,” tulis akun tersebut.
- Satpolairud Polres Inhil Laksanakan Program JALUR Sambang Nusa di Desa Tanjung Baru
- Orang Tua Trauma, “Bukannya Meringankan, Malah Mau Membunuh”
- Dugaan Keracunan Massal Siswa di Tembilahan Usai Konsumsi Makanan Program MBG
- Keracunan Makanan Anak: Sebuah Peringatan untuk Semua Pihak
- Satpolairud Polres Inhil Gelar Klinik Terapung, Warga Pesisir Sungai Indragiri Antusias Sambut Program JALUR
Foto yang diunggah memperlihatkan kondisi pasien DBD yang dirawat di RS Tembilahan Hulu, Parit 11.
Unggahan tersebut juga menyinggung langsung Bupati Indragiri Hilir, H. Herman S.E., M.T., dan Wakil Bupati Yuliatini, S.Sos., M.A.P., agar segera menindak bagian yang dinilai lalai menangani penyebaran DBD.

Sebelumnya, laporan dari lapangan menyebut bahwa hampir semua mesin fogging milik puskesmas dalam keadaan rusak. Petugas di Puskesmas Gunung Daek bahkan harus meminjam alat dari Kota Baru. Namun, banyak petugas enggan melapor karena takut mendapat teguran.
Kawasan padat seperti Jalan Telaga Biru dekat Pasar Pagi juga disebut perlu penanganan cepat, seiring dengan bertambahnya laporan pasien dari wilayah tersebut.
Kegiatan fogging memang sempat dilakukan di sekitar Kantor Dekranasda, namun belum menjangkau daerah-daerah lain yang menjadi pusat penyebaran.
Masyarakat menilai respons Kepala Dinas Kesehatan kurang sigap menghadapi krisis ini. “Masa kasus tinggi, tapi respons lambat? Kepala Dinas harusnya segera turun ke lapangan,” ujar seorang warga Tembilahan.
Dengan korban jiwa yang terus bertambah dan masyarakat mulai berteriak lewat media sosial, Pemerintah Kabupaten Inhil dituntut bertindak lebih cepat, transparan, dan tegas.
Sampai berita ini di tayangkan belum ada tanggapan dan keterangan resmi dari pihak dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir.
Tulis Komentar