Bagaimana Seharusnya Kita Menyikapi Hujan dalam Perspektif Islam?

KILASRIAU.com - Sebagai daerah pesisir yang terletak di tepi Sungai Indragiri, memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. Kondisi geografis ini memberikan dampak besar bagi masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, peternak, dan nelayan.
Namun, intensitas hujan yang tinggi juga kerap menjadi tantangan, seperti genangan air, banjir, dan terganggunya aktivitas ekonomi.
Beberapa hari terakhir, hujan deras melanda Tembilahan dan sekitarnya. Genangan air terlihat di berbagai titik jalan protokol seperti Jalan M. Boya, Jalan Lingkar, dan sejumlah ruas jalan lainnya. Bahkan, rumah warga, rumah ibadah, hingga tempat usaha ikut terendam. Kondisi ini tak hanya mengganggu aktivitas masyarakat, tetapi juga memunculkan kekhawatiran akan banjir yang lebih besar jika cuaca ekstrem terus berlanjut.
- BDPN Tegaskan Pemprov Riau Harus Memperhatikan Suara Masyarakat Adat Pulau Burung
- Polsek Tempuling dan Koramil 03 Gelar Patroli Bersama Masyarakat Menjaga Negeri
- Bhabinkamtibmas Kuala Sebatu Dorong Generasi Z Peduli Lingkungan Lewat Program Green Policing
- Kapolsek Pelangiran Hadiri Penanaman Jagung di Desa Teluk Bunian
- Blue Carbon Inhil Alarm Keadilan bagi Daerah
Namun, di balik tantangan ini, hujan seharusnya tidak hanya dipandang sebagai fenomena alam, tetapi juga sebagai tanda kebesaran Allah SWT. Islam mengajarkan kita untuk memaknai hujan sebagai rahmat, berkah, dan wujud kekuasaan Allah. Berikut beberapa perspektif Islam tentang hujan:
1. Hujan sebagai Rahmat
Hujan disebut sebagai rahmat yang membawa manfaat bagi kehidupan. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
"Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-bijian yang dapat dipanen."
(Qaf: 9)
2. Waktu Mustajab untuk Berdoa
Hujan adalah salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda:
"Carilah doa yang mustajab pada tiga keadaan: ketika dua pasukan bertemu, menjelang shalat dilaksanakan (antara azan dan iqamah), dan ketika hujan turun."
(HR. Abu Dawud)
3. Membaca Doa Saat Hujan
Saat hujan turun, umat Islam dianjurkan membaca doa:
"Allahumma shoyyiban naafi'an."
(Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat).
(HR. Bukhari)
4. Mensyukuri Nikmat Hujan
Hujan adalah salah satu nikmat Allah yang harus disyukuri. Mensyukuri nikmat adalah kewajiban, sedangkan mencela hujan tanpa alasan yang jelas adalah perbuatan yang dilarang.
5. Merenungkan Kekuasaan Allah
Hujan mengingatkan manusia akan kekuasaan dan kasih sayang Allah. Dengan turunnya hujan, tanah yang kering menjadi subur, dan kehidupan makhluk hidup berlangsung. Allah SWT berfirman:
"Dan Dia yang meniupkan angin sebagai kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), hingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu negeri yang tandus lalu Kami turunkan hujan di negeri itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan."
(Al-A'raf: 57)
Kesimpulan
Islam mengajarkan kita untuk menerima hujan sebagai anugerah Allah. Sikap terbaik adalah berdoa, bersyukur, dan merenungkan kebesaran-Nya. Dengan memandang hujan sebagai rahmat, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga dapat mengambil hikmah dari setiap fenomena alam.
Tulis Komentar