Bagaimana Seharusnya Kita Menyikapi Hujan dalam Perspektif Islam?

Bagaimana Seharusnya Kita Menyikapi Hujan dalam Perspektif Islam?
Cepretan H. Andi Muhammad Ramadhani, kondisi cuaca di Kabupaten Indragiri Hilir

KILASRIAU.com  - Sebagai daerah pesisir yang terletak di tepi Sungai Indragiri, memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. Kondisi geografis ini memberikan dampak besar bagi masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, peternak, dan nelayan. 

Namun, intensitas hujan yang tinggi juga kerap menjadi tantangan, seperti genangan air, banjir, dan terganggunya aktivitas ekonomi.

Beberapa hari terakhir, hujan deras melanda Tembilahan dan sekitarnya. Genangan air terlihat di berbagai titik jalan protokol seperti Jalan M. Boya, Jalan Lingkar, dan sejumlah ruas jalan lainnya. Bahkan, rumah warga, rumah ibadah, hingga tempat usaha ikut terendam. Kondisi ini tak hanya mengganggu aktivitas masyarakat, tetapi juga memunculkan kekhawatiran akan banjir yang lebih besar jika cuaca ekstrem terus berlanjut.

Namun, di balik tantangan ini, hujan seharusnya tidak hanya dipandang sebagai fenomena alam, tetapi juga sebagai tanda kebesaran Allah SWT. Islam mengajarkan kita untuk memaknai hujan sebagai rahmat, berkah, dan wujud kekuasaan Allah. Berikut beberapa perspektif Islam tentang hujan:

1. Hujan sebagai Rahmat

Hujan disebut sebagai rahmat yang membawa manfaat bagi kehidupan. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
"Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-bijian yang dapat dipanen."
(Qaf: 9)