Sudah Launching, Program UHC di Inhil Belum Sepenuhnya Bisa Dinikmati oleh Masyarakat Miskin

KILASRIAU.com - Program UHC (Universal Health Coverage) yang launching di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) beberapa bulan lalu digadang-gadang mampu untuk menjadi tumpuan bagi masyarakat yang ingin berobat gratis ternyata tidak sesuai dengan yang digembar-gemborkan selama ini.

Pasalnya program kesehatan alam semesta itu, katanya dapat membantu masyarakat yang memilik BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan Mandiri namun tidak mampu untuk membayar akan ditindaklanjuti oleh instansi terkait dengan syarat harus memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari pemerintah Desa/Kelurahan setempat.

"Kalau menunggak BPJS, itu artinya dia kartu Mandiri. Nah kalau itu dia memang harus menyelesaikan tugasnya, tapi kalau dia tidak mampu silakan dia beralih dari Mandiri ke penerima bantuan iuran," sebut Kadinkes Provinsi Riau H. Zainal Arifin saat diwawancarai wartawan usai launching UHC, Sabtu (14/10/23) waktu lalu. 

Dia menjelaskan, bahwa yang berhak untuk memastikan apakah peserta BPJS mandiri tersebut akan dialihkan menjadi peserta BPJS PBI adalah Dinas Sosial. Apabila ternyata memang betul ditemukan orang tersebut tidak mampu maka akan dipindahkan dari Mandiri ke PBI.

"Yang menentukan bisa atau tidak itu Dinas Sosial, kami hanya memfasilitasi, membayarkan duitnya, dan memberikan pelayanan kesehatan," kata Mantan Kadinkes Kabupaten Inhil itu.

Namun pada FAKTANYA kasus yang ditemukan media dilapangan tidak sesuai dengan apa yang disampaikan. Seperti kasus yang baru saja ditemukan wartawan, terdapat seorang warga di Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mengaku sudah tidak mampu membayar iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dikarenakan faktor ekonomi yang menurun.

Hal itu dialami oleh Yeni, dia mengaku mengalami kesulitan ekonomi dan tidak mampu membayar iuran BPJS Kesehatan.

"BPJS Kesehatan saya kelas Mandiri, dalam KK saya ada 4 kepala, otomatis 4 Kepala ini harus saya tanggung, dan saat ini BPJS saya sudah menunggak 2 bulan tak tau kayak apa mau bayarnya," ujarnya.

Ia mengaku, saat ini hanya berkerja serabutan, yang penghasilannya tidak menentu. Penghasilan tersebut dikatakannya bahkan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

"Saat ini tidak ada penghasilan tetap, penghasilan saya dapatkan dari kerja serabutan, bantu-bantu orang bikin kue dapat untuk makan dan pampers anak jadilah," ujarnya.

Bahkan Yeni menyebut jangankan untuk membayar iuran BPJS. dirinya bahkan kerap kali meminjam uang pada keluarga untuk menutupi kebutuhan hidup dia dan anak-anaknya.

"Penghasilan ini kan tidak menentu, kadang kalau mau beli susu dan pampers minjam dulu sama adik ipar atau sama kawan. Makanya mau ubah dari BPJS Mandiri ke BPJS Kis," tuturnya.**






Tulis Komentar