Tanam Mangrove Untuk Mitigasi Perubahan Iklim dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat

KILASRIAU.com — Jikalahari bersama Bangun Desa Payung Negeri (BDPN), Pemerintah Desa Tanjung Pasir dan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala Suluh, Mapala Humendala, Mapala Phylomina, Mafakumpala, KPA EMC dan Brimaspala Unisi) melakukan aksi penanaman 5000 mangrove di Dusun Sungai Bandung, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Tanah, Kabupaten Indragiri Hilir, Sabtu (24/07/21).

Pelaksanaan penanaman pohon mangrove ini dilaksanakan hari Senin, 19 Juli 2021 dengan mengusung tema “Mangrove Terbilang, Masa Depan Gemilang” dan penanaman mangrove ini dilakukan di areal kebun kelapa masyarakat yang rusak akibat intrusi air laut (masuknya air laut ke daratan).

“Masyarakat di sini mayoritas petani kelapa yang hari ini terimbas salah satu dampak global warming. Air laut masuk ke kebun masyarakat dan meluluh lantahkan perkebunan masyarakat hari ini yang bukan lagi kritis, tapi sudah hancur. Untuk itu hari ini melakukan aksi kecil yang dapat kita lakukan, dan berharapan setelah apa yang kita inisiasi bisa menarik simpati banyak pihak untuk terlibat dalam penyelamatan kebun kelapa masyarakat ini. Mungkin yang perlu diperhatikan nasib petani-petani kelapa sebanyak 200 KK yang kebunnya terdampak luapan air laut. Apalagi dengan kondisi pandemi, semua pada susah, kebun hancur, dan apa yang bisa kita perbuat?” kata Zainal Arifin, Direktur BDPN.

Sementara itu, Amrun Amka, Kasi Pemerintahan Desa Tanjung Pasir mengungkapkan bahwa awalnya kebun ini kebun bagus semua dan di panen masyarakat. Air laut mulai masuk dan sekitar 10 tahun belakangan, ada bendungan jebol dan tidak dapat di antisipasi masyarakat lagi karena terlalu besar dan akhirnya karam.

“Dusun Sungai Bandung sangat ramai penduduknya waktu itu, dikarenakan tidak ada penghasilan, kebun tidak produktif, mau tidak mau mereka hijrah. Ada yang ke Kuala Enok, Tanjung Pasir dan Batam untuk mencari kehidupan baru,” kata Amrun.

Penanaman mangrove bersama hari ini adalah momen penting untuk , karena di luaran sana itu, mangrove sudah menjadi perhatian dunia bahkan internasional. Mangrove di hitung sebagai cadangan karbon yang tinggi selain hutan alam dan gambut dan telah menjadi perhatian dan banyak pihak yang mendorong untuk penyelamatan. Bahkan Badan Restorasi Gambut pun kini menjadi Badan Restorasi gambut dan Mangrove (BRGM).

“Dari banyaknya kebijakan saat ini terkait perlindungan dan rehabilitasi mangrove, Indragiri Hilir, khususnya Desa Tanjung Pasir sangat penting menjadi wilayah intervensi dan masyarakat harus menjadi penerima manfaatnya,” kata Okto Yugo Setiyo, Wakil Koordinator Jikalahari

“Kita sangat mendukung penanaman mangrove di sini. Sangat banyak manfaat dari mangrove untuk masyarakat kami khususnya masyarakat Duano Pesisir, karena mangrove ini selain untuk menghidari abrasi, mangrove ini kalau tumbuh besar akan menjadi tempat habitat-habitat yang nanti akan ditangkap masyarakat Duano seperti ikan, kepiting, dan udang. Jadi masyarakat kami sangat bergantung sama mangrove,” kata Amrun Amka yang juga Sekjen Ikatan Keluarga Suku Duano Riau.

“Harapan kita ke depan bisa melakukan dan berbuat lebih banyak lagi tentunya dengan dukungan Jikalahari dan mitra jaringan. Kepada masyarakat yang ingin terlibat, ayo kita bersama menjaga kelestarian mangrove dan menyelamatkan kebun kelapa sebagaimana tema kita “Mangrove Terbilang, Masa Depan Gemilang,” tambah Zainal. (**)






Tulis Komentar