Terpesona di Kenegerian Sentajo: Kekaguman Aisar Khaled pada Warisan Leluhur Kuantan Singingi

SENTAJO RAYA (KilasRiau.com) - Suasana Jumat 22 Agustus 2025 di Kenegerian Sentajo terasa begitu syahdu. Usai menjalankan ibadah salat Jumat di Masjid Usang Raudatul Jannah yang berdiri sejak abad ke-17, Aisar Khaled melangkah keluar dengan perasaan penuh takjub. Masjid tua itu bukan hanya tempat ibadah, melainkan juga saksi bisu perjalanan panjang masyarakat Melayu Kuantan Singingi.
Tak jauh dari masjid, mata Aisar langsung dimanjakan oleh deretan rumah adat yang masih berdiri megah. Salah satunya Rumah Godang Dubalang Suku Melayu, yang kayu tuanya tetap kokoh meski usianya telah ratusan tahun. Dengan balutan baju melayu berwarna emas dan tanjak di kepala, Aisar tampak begitu larut dalam suasana.
“Seolah saya sedang melangkah ke masa silam,” ujarnya dengan nada penuh kekaguman.
Di sisi Aisar, Kepala Desa Koto Sentajo, Bahmada, A.Md, turut mendampingi. Dengan bangga ia menjelaskan makna keberadaan rumah godang dan masjid tua bagi masyarakat setempat.
“Kami masyarakat Koto Sentajo sangat bangga masih bisa merawat rumah godang dan masjid bersejarah ini. Harapan kami, warisan leluhur ini tetap terjaga dan bisa menjadi daya tarik wisata budaya di Kuansing,” tutur Bahmada.
Bagi Aisar, kunjungan ke Koto Sentajo bukan sekadar perjalanan singkat. Ia menemukan nilai sejarah, budaya, dan spiritual yang menyatu di satu kawasan.
Bagi masyarakat setempat, kehadiran Aisar adalah bukti bahwa warisan leluhur mereka mampu memikat siapa saja yang datang.
Di bawah langit siang Koto Sentajo, perjumpaan itu menjadi pengingat: tradisi bukan hanya untuk dikenang, tetapi harus terus dijaga agar tetap hidup dari generasi ke generasi.*(ald)
Tulis Komentar