Ketua PPI Inhil Berikan Pembekalan Calon Paskibraka 2025: Bangkitkan Jiwa Nasionalisme di Tengah Krisis Zaman

KILASRIAU.com – Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Indragiri Hilir, Zainal Arifin Hussein, memberikan pembekalan khusus kepada calon anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Tembilahan Pratama pada Senin, 5 Agustus 2025 ini dihadiri oleh pengurus PPI Inhil, pembina, pengasuh, serta para peserta calon Paskibraka yang akan bertugas pada upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Zainal menyampaikan bahwa menjadi bagian dari Paskibraka bukanlah sebuah kehormatan biasa, melainkan tanggung jawab besar untuk menjadi simbol keteladanan, integritas, dan kepeloporan generasi muda.
- DPRD Apresiasi Aspirasi Mahasiswa, Janji Tindaklanjuti Tuntutan
- HMI Cabang Tembilahan: Brutalitas Aparat dan Ketamakan DPR RI Biangkerok Tragedi Pejompongan
- Kaget! 27 Anak di Tembilahan Keracunan Makanan BMG, DPRD Riau Sebut Ini PR Besar Pemerintah
- PKB: Komitmen Nyata Indonesia Menjunjung HAM
- Polemik Royalti Musik, Pemerintah Harus Pertemukan Musisi, Pelaku Usaha, dan LMKN
“Kalian bukan sekadar pengibar bendera. Kalian adalah pengibar harapan bangsa. Kalian adalah generasi terpilih, bukan hasil kebetulan. Di pundak kalian ada masa depan,” tegas Zainal di hadapan para peserta.
Zainal memberikan penekanan serius terhadap tantangan nyata yang dihadapi generasi muda saat ini, termasuk penyalahgunaan narkoba, maraknya judi online (judol), serta dampak negatif media sosial. Menurutnya, banyak anak muda kehilangan arah bukan karena kekurangan peluang, tetapi karena terjebak dalam godaan yang mereka ciptakan sendiri.
“Banyak anak muda hari ini tumbang bukan karena peluru, tapi karena gagal mengendalikan jempolnya. HP bisa menjadi jendela masa depan, tapi juga bisa menjadi jurang kehancuran jika disalahgunakan,” ujarnya.
Ia mengingatkan peserta agar menjadi generasi yang cerdas secara digital—bukan hanya sekadar aktif, tetapi bijak dalam menggunakan teknologi informasi.
“Nasionalisme hari ini bukan hanya di lapangan upacara, tapi juga di ruang komentar, pencarian Google, dan unggahan media sosial. Kalian harus bisa menampilkan jati diri kebangsaan bahkan di dunia maya,” sambungnya.
Selain persoalan moral dan digital, Zainal juga menyoroti ancaman krisis iklim yang kini nyata terasa, terutama di wilayah pesisir seperti Indragiri Hilir. Ia menilai bahwa kerusakan lingkungan bukan lagi isu global semata, tetapi telah berdampak langsung terhadap kondisi ekonomi masyarakat setempat.
“Lihatlah kebun kelapa kita—dulu jantung ekonomi Inhil, hari ini banyak yang sekarat. Lahan rusak, air asin masuk, tanah mengering, dan hama menyerang. Ini adalah tanda bahaya,” jelasnya.
Menurutnya, pemuda harus menjadi bagian dari solusi, tidak hanya dalam kampanye lingkungan, tetapi juga dalam menjaga kedaulatan pangan dan ekonomi lokal melalui kesadaran ekologis.
“Cinta tanah air bukan hanya soal mengibarkan bendera. Tapi juga menjaga tanah dan air itu sendiri. Kalau alam rusak, bangsa juga ikut rapuh,” tegasnya lagi.
Dalam pembekalan tersebut, Zainal juga membahas peluang besar yang dimiliki Indonesia saat ini melalui bonus demografi. Ia menilai bahwa banyaknya penduduk usia produktif hanya akan menjadi berkah apabila mereka dibekali karakter, kecakapan digital, dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan zaman.
Zainal juga mendorong para peserta untuk tidak takut terhadap kemajuan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), melainkan menjadikannya sebagai alat untuk meningkatkan kapasitas diri.
“AI itu bukan musuh, asal kita tahu cara memanfaatkannya. Tapi kalau kalian berhenti belajar, teknologi akan meninggalkan kalian. Kalian harus jadi pembelajar seumur hidup,” ucapnya.
Zainal menegaskan bahwa menjadi Paskibraka bukan hanya tugas sehari di tanggal 17 Agustus. Setelah menjalankan tugas pengibaran, para peserta akan tergabung dalam keluarga besar Purna Paskibraka Indonesia (PPI) dan diharapkan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.
“Tugas kalian baru dimulai setelah selesai mengibarkan bendera. Jadilah pelopor gerakan positif di sekolah, di desa, dan di media sosial. Kampanyekan anti-narkoba, literasi digital, cinta lingkungan, dan kebangsaan,” katanya.
Zainal kembali menegaskan bahwa saat ini Indonesia tidak membutuhkan generasi yang hanya gagah dalam barisan, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.
“Kita perlu pemuda yang gagah melawan narkoba, radikalisme, hoaks, judol, dan kebodohan digital. Jadilah cahaya di tengah krisis moral dan informasi yang gelap,” tuturnya.
Pembekalan ini turut dihadiri oleh jajaran pengurus PPI Inhil, di antaranya AIPTU Ronny Satria Wirawan (Sekretaris), Novri Rezki Saputra (Bendahara), serta sejumlah anggota lainnya yang turut aktif dalam pembinaan dan pendampingan generasi muda.
Suasana kegiatan berlangsung penuh semangat dan antusias. Para peserta terlihat tekun menyimak materi dan menunjukkan kesiapan mereka, tidak hanya dalam menjalankan tugas pengibaran bendera, tetapi juga sebagai duta-duta perubahan yang membawa semangat nasionalisme ke berbagai lini kehidupan.
Pembekalan ini diharapkan mampu membekali calon Paskibraka dengan nilai-nilai luhur kebangsaan serta menjadikan mereka sebagai role model yang mampu menginspirasi rekan-rekan sebaya di tengah derasnya arus perubahan sosial dan teknologi.**
Tulis Komentar