Guru SMAN 1 Sentajo Raya Narsum Penggiat P4GN di Taja BNN Kuansing

foto: Ronaldo Rozalino, S.Sn.,M.Pd saat memberikan materi pada giat P4GN di aula wisma Hasanah Teluk Kuantan

 

TELUK KUANTAN - Badan Narkotika Nasional Kabupaten Kuantan Singingi (BNN Kuansing) menaja Bimbingan Teknis (Bimtek) Penggiat P4GN  Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan dan Peredaran Gelap Narkoba, di Wisma Hasanah Teluk Kuantan, Rabu-Kamis (07-08/06/2023).

Pada giat ini, Guru sekaligus Ketua Literasi SMAN 1 Sentajo Raya, Ronaldo Rozalino, S.Sn.,M.Pd menyampaikan materi yang dihadiri peserta dari beberapa elemen masyarakat  yaitu Dari PD Aisyiah, BKMT, Pramuka, dan dari Desa. Ungkap Essa Persada Putra, dengan tema "Literasi Digital P4GN"

Dalam hal ini, Ronaldo Rozalino mengucapkan Terima Kasih dengan kepercayaannya kepada, Kepala BNN Kuantan Singingi AKBP Syofyan, S.H.,M.H, Kepala SMAN 1 Sentajo Raya Provinsi Riau
Helmaheri, M.Pd, Koordinator Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kuantan Singingi Essa Persada Putra, S.Kom, Panitia Bimbingan Teknis (Bimtek) Penggiat P4GN Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan dan Peredaran Gelap Narkoba, Peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Penggiat P4GN  Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan dan Peredaran Gelap Narkoba, dan kepada para awak media yang hadir dalam giat tersebut.

Telah diberikan amanah dan kepercayaan untuk kegiatan ini.  Memberikan informasi berbagi keilmuan mengenai Literasi Digital P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba).

Bagaimana memanfaatkan Media Digital dalam berliterasi di media Informasi Teknologi di abad millenium era ini dalam upaya P4GN ini. Adapun materi singkat Literasi Digital P4GN yang diberikan waktu 45 menit penyampaiannya sebagai berikut:
APA ITU LITERASI ?

Literasi sendiri menurut KBBI yang dilansir dari laman resmi Kemdikbud, adalah 
kemampuan menulis dan membaca. Secara etimologis:  istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin “literatus” artinya adalah orang yang belajar.

"Dalam hal ini, literasi sangat berhubungan dengan proses membaca dan menulis.
Istilah atau kata digital identik dengan internet. Kita lihat misalnya pengertian digital marketing (pemasaran digital) adalah upaya penggunaan internet, perangkat seluler, media sosial, mesin pencarian, dan sebagainya untuk menjangkau konsumen. 
Secara bahasa, digital artinya berkaitan dengan jari. Pada praktiknya, semua hal berbau digital dijalankan dengan jari –klik mouse, arahkan cursor, tap, sentuh (touch), akses internet," begitu disampaikan Ronaldo dalam penjabarannya.

Mengutip Western Sydney, literasi digital merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup, belajar, maupun beraktivitas dalam masyarakat seiring berkembangnya akses informasi dan komunikasi. Contohnya, adanya Internet, media sosial, hingga perangkat seluler.

Dalam materi penyampaiannya, Ronaldo juga menjabarkan terkait 5 manfaat dari literasi digital saat ini. Apa saja 5 manfaat literasi digital itu ?

Manfaat Literasi Digital 
1. Mencari dan memahami informasi menjadi lebih mudah 
2. Dapat menambah wawasan individu. 
3. Meningkatkan kemampuan individu menjadi lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi. 
4. Menambah penguasaan kosa kata dari berbagai informasi yang dibaca. 
5. Meningkatkan kemampuan verbal individu.
Mengapa literasi digital itu penting bagi Penggiat Literasi? 
Literasi digital bagi penggiat literasi, memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami, serta menggunakan media digital, alat komunikasi dan jaringannya. Dengan kemampuan tersebut, mereka dapat membuat informasi baru dan menyebarkannya secara bijak.

Apa dampak positif dan negatif dari literasi digital?

Dampak positif terknologi digital antara lain mempercepat komunikasi dan mempermudah pekerjaan, sedangkan dampak negatifnya antara lain menumbuhkan individualisme, fitnah, dan sikap anti sosial.

Literasi Digital sebagai Strategi P4GN 
Menjamurnya platforms digital dan penyebarlusan informasi berbasis digital hingga saat ini, menuntut kita untuk dapat beradaptasi dan familiar dengan hal tersebut.

"Secara langsung, kondisi tersebut menuntut kita dalam membangun kemampuan atau skills literasi digital (digital literacy) yang menjadi basis dalam melakukan strategi kampanye dan self branding di platforms digital yang diinginkan," ujar Ronaldo.

Dengan kata lain, melalui literasi digital dapat menjadi strategi dalam melakukan kampanye P4GN yang melibatkan berbagai kalangan pengguna internet dengan karakter dan targetnya masing-masing.  Dewasa ini, penggunaan platforms digital sebagai sarana informasi dan edukasi terkait narkoba telah masif dilakukan salah satunya melalui kampanye anti narkoba di media sosial, seperti Instagram, Twitter, Youtube, dan Facebook.

"Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana informasi yang disampaikan dapat menarik perhatian pengguna. Selain itu, bagaimana pengguna platforms digital dapat berkontribusi sebagai agen pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di lingkupnya masing-masing," ulas Ronaldo.

Jika mengacu pada prinsip literasi digital terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, meliputi membangun sosial media dengan self branding yang konsisten dan unik; mencari ide yang up-to-date atau fresh; menggunakan pola bahasa atau pemilihan kata yang relevan dengan sasaran/target; gunakan metode penyampaian berbasis visul, audio, audio-visual yang sedang tren di kalangan pengguna; memperhatikan aspek etika (validitas, hak cipta, dan persetujuaan/consent) dalam pembuatan dan penyampaian informasi; dan yang terakhir konsistensi.

Melalui aspek-aspek tersebut maka pengguna dapat menjadi agen pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba berbasis digital dengan sasaran yang lebih masif di berbagai platforms digital saat ini.

"Media sosial sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat terkhusus kaum milenial yang menghabiskan banyak waktunya berselancar di media sosial," ungkap Ronaldo.

Generasi milenial merupakan pengguna media sosial paling aktif sekaligus korban penyalahgunaan narkoba yang paling banyak di Indonesia. Sehingga kita para penggiat literasi di lingkungan Kab. Kuansing perlu menyosialisasikan dampak penyalahgunaan narkoba melalui media sosial agar generasi muda di sekitar kita dapat mengetahui dan tidak terjerumus ke dalam bahaya narkoba.

"Sudah saatnya kita peduli terhadap isu penyalahgunaan narkoba yang semakin marak di kalangan generasi muda. 
Narkoba merusak generasi muda yang akan menjadi aset bangsa dan membawa negara Indonesia semakin maju di masa depan," kata Ronaldo berseru.

"Oleh karenanya, kita harus peduli terhadap isu mengenai penyalahgunaan narkoba. 
Katakan No Narkoba, Yes Prestasi 
Bersama BNN Kuansing Dalam Literasi Digital P4GN," kata Ronaldo, juga Ketua Komisi Seni Budaya Islam Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Kuantan Singingi dan Ketua
Lembaga Seni dan Budaya  Pimpinan Daerah Muhammadiyah Daerah Kuantan Singingi Periode 2022-2027, diakhir penyampaian materinya.

Dalam giat Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) itu, ada beberapa nara sumber yang mengisi kegiatan dimaksud, yaitu, Ronaldo Rozalino, S.Sn., M.Pd (Guru SMAN 1 Sentajo Raya) dengan tema 'Literasi Digital  P4GN', Ziyadul Kamal, S.Pd.I.,MA (Kepala SMAN 1 Gunung Toar) dengan tema 'Menggali Semangat Perjuangan Melawan Narkoba', Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten (Kesbangpol) Kuantan Singingi dengan tema 'Implemetasi Kebijakan dan Strategi Nasional P4GN di Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi', Dosen Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) dengan tema 'Publik Speaking'.

Dengan Ilmu Pengetahuan Teknologi Informasi Hidup Menjadi Mudah dan Tercerah. Dengan Seni Budaya Islam Hidup Menjadi Indah dan Berwarna Penuh Pesonanya. Dengan Agama Hidup Menjadi Berfaidah dan Terarah Meraih Hidup Berkah .(*)






Tulis Komentar