Dengan Aplikasi AKU SIGAP, Layanan Kesehatan Kuansing dalam Satu Genggaman

 
TELUK KUANTAN - Semakin tahun, perkembangan digital yang kita alami kian melesat dan semakin pesat. Transformasi digital kini sudah kita rasakan di berbagai sektor industri. Salah satunya adalah layanan kesehatan. Meski demikian, menurut riset McKinsey, transformasi digital di layanan kesehatan adalah merupakan hal yang paling lambat.

Namun, selama beberapa tahun ini layanan kesehatan sudah melalui banyak perubahan digital. Sebagai contoh sederhana saja yang sudah kita rasakan adalah munculnya banyak aplikasi kesehatan. Dimana, kehadiran aplikasi kesehatan dari beberapa tren transformasi digital, telah mengubah wajah pelayanan kesehatan.

Yang mana, teknologi digital di bidang kesehatan semakin luas dimanfaatkan.  Jadi, Plt Bupati Kuantan Singing, Drs. H Suhardiman Amby, Ak.,MM ingin agar transformasi digital di bidang kesehatan memudahkan masyarakat.

Sebab, tidak akan ada lagi keluhan masyarakat yang ditolak untuk diberikan pelayanan berobat atau apa saja yang membuat masyarakat tidak nyaman. Suhardiman menekankan agar pelayanan kesehatan ini harus mudah diakses dan mudah didapatkan masyarakat.

“Saya ingin segala hal yang membuat masyarakat tidak nyaman itu segera dibenahi,” ujar Suhardiman dalam keterangannya baru-baru ini.

Hal ini sejalan dengan enam pilar transformasi kesehatan yang ditargetkan hingga 2024. Pertama, Transformasi Layanan Primer. Kedua, Transformasi Layanan Rujukan. Ketiga, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan.
Keempar, Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan. Kelima, Transformasi SDM Kesehatan. Terakhir, Transformasi Teknologi Kesehatan.

Pembenahan pelayanan kesehatan yang mengantre di rumah sakit merupakan bentuk transformasi kesehatan di pilar kedua yakni transformasi layanan rujukan. Bentuk transformasi ini tidak hanya fokus pada pemenuhan fasilitas dan alat kesehatan untuk mengatasi berbagai penyakit.

Transformasi juga untuk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan tanpa antre dalam waktu yang lama. 

Dimana, dalam pelayanan kesehatan, sejumlah klinik mengedepankan prinsip one stop solution dengan berbagai layanan termasuk Medical Check Up. Diantaranya, konsultasi dokter umum dan spesialis, vaksin, tindakan medis (rawat luka, KB), sunat, laboratorium dan juga pemeriksaan penunjang (rekam jantung, audiometri, spirometri, USG) dan lainnya.

“Dengan teknologi digital seperti AKU SIGAP menyediakan lebih banyak opsi layanan kesehatan yang bisa dijangkau,” ujar Suhardiman.

Sehingga, kata Suhardiman, teknologi digital juga memberikan pelayanan kepada pasien termasuk kemudahan dalam menentukan dokter untuk melakukan pelayanan kesehatan tersebut. Dalam hal ini, di aplikasi AKU SIGAP termasuk juga pelayanan konsultasi.

Dilanjutkan Suhardiman, teknologi digital memiliki sistem IT dengan keamanan digital. Ini tentu memudahkan pasien mulai dari pendaftaran, pemilihan layanan, hingga konsultasi.

Artinya, kata Suhardiman, pasien tidak perlu repot untuk menyimpan riwayat medis, yang berpotensi hilang ataupun rusak. Sebab, semuanya sudah tersimpan di dalam satu layanan sistem IT, yang bisa dicek kapanpun dan cukup dengan mengoperasikan ponsel genggam.

“Setelah itu pasien dapat memilih layanan sesuai lokasi dan waktu yang diinginkan. Lalu pasien tinggal datang ke lokasi klinik sesuai jadwal,” ungkap Suhardiman.

Tidak hanya itu, kata Suhardiman, transformasi digital kesehatan juga akan memberikan kemudahan akses bagi kita semua, baik yang terkait di bidang kesehatan ataupun nonkesehatan, universitas, media, publik, dan elemen masyarakat lainnya. Alasan tersebut pun menjadi salah satu latar belakang kenapa AKU-SIGAP harus lebih jelas.

Sebab AKU-SIGAP akan menjadi topik utama yang dibahas dikarenakan di masa depan nanti transformasi pelayanan kesehatan akan sangat membutuhkan digitalisasi.

"Digitalisasi menjadi topik yang diambil karena kita melihat perkembangan ke depan, transformasi pelayanan kesehatan membutuhkan digitalisasi," jelasnya.

Plt. Bupati Kuantan Singingi (Kuansing), Suhardiman Amby, meminta program digitalisasi layanan di RSUD Kabupaten Kuansing dapat ditingkatkan agar pelayanan pasien dapat lebih efektif dan efisien.

Hal tersebut disampaikannya saat kegiatan Penetapan Penerapan BLUD 25 UPTD Kesehatan Puskesmas, Peluncuran Aplikasi AKU-SIGAP, Pertemuan Percepatan Universal Health Coverage (UHC) Kuantan Singingi, pada Senin (03/10/2022) lalu, di Pendopo Rumah Dinas Bupati Kuansing.

"Inilah langkah kita meningkatkan program digitalisasi layanan untuk memastikan pelayanannya berjalan lebih efektif dan efisien," ucap Plt. Bupati dalam arahannya.

Ia mengatakan, Pemkab Kuansing melalui Diskes dan RSUD Kabupaten Kuansing berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat, baik dari layanan kesehatan dasar maupun layanan kesehatan rujukan, karena pelayanan kesehatan menjadi kebutuhan utama seluruh masyarakat.

"Saat ini pelayanan kesehatan menjadi kebutuhan utama seluruh masyarakat. Oleh karena itu, Pemkab Kuansing terus berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat," katanya.

Tak lupa, Plt Bupati juga mengucapkan apresiasinya kepada seluruh tenaga kesehatan di Kabupaten Kuansing yang telah berkorban waktu, dan tenaga untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

"Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada tenaga kesehatan yang telah berjuang menangani Covid-19. Saya memahami tugas rekan-rekan semua berat, tidak hanya berkorban waktu dan tenaga, tetapi juga berkorban nyawa," ucapnya.

Terakhir, ia berharap RSUD Kabupaten Kuansing dapat menjadi tumpuan dan contoh sebagai rumah sakit dengan layanan kesehatan dan rujukan yang lebih baik, lebih cepat dilayani, dan lebih terjangkau dengan prosedur yang lebih mudah bagi masyarakat. Untuk itu, RSUD Kabupaten Kuantan Singingi harus terus memberikan inovasi di sektor pelayanannya.

"Diharapkan dapat menjadi tumpuan dan contoh layanan kesehatan masyarakat yang lebih baik, lebih cepat dilayani, juga lebih terjangkau dan prosedurnya tidak berbelit-belit, ramah dalam melayani," demikian Plt Bupati Kuansing, Drs. H Suhardiman Amby, Ak.,MM menyampaikan.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi, Jafrinaldi, mengatakan bahwa digitalisasi akan menjadi topik utama yang dibahas dikarenakan di masa depan nanti transformasi pelayanan kesehatan akan sangat membutuhkan digitalisasi.

"AKU-SIGAP ini merupakan satu bentuk kebijakan daerah, yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan berbasiskan sistem tata kelola Badan Layanan Unit Daerah (BLUD) pada 25 Puskesmas se-Kuantan Singingi," begitu dikatakan Jafrinaldi.

“Pelaksanaannya berdasarkan amanat undang-undang nomor 23 tahun 2014 pasal 346 dan peraturan pemerintah nomor 12 tahun 2019 pasal 205 sampai dengan 211 tentang pengelolaan keuangan daerah serta Permendagri nomor 79 tahun 2018 tentang BLUD,” ungkapnya.

Jafrinaldi menjelaskan, dalam perencanaan awalnya pada 2018 hanya menargetkan BLUD 5 UPTD Puskesmas. Namun saat ini sudah diterapkan menyeluruh dengan menjadikan status BLUD untuk 25 unit UPTD Puskesmas agar pelayanan kepada masyarakat bisa berlangsung efektif dan efisien dalam pengelolaan keuangannya.

Dimana, dikatakan Jafrinaldi bahwa Aplikasi AKU SIGAP itu sendiri dibuat oleh anak negeri dengan akronim dari "A" itu adalah Aplikasi, "Ku" itu Kuansing dan "S" itu Sehat atau santun.
Kemudian huruf "I" itu inovatif, "Ga" Itu Siaga dan "P" itu pelayanan prima yang merupakan kunci dari segala tujuan layanan tersebut dilahirkan.

Menurut Jafrinaldi, Aplikasi AKU SIGAP merupakan implementasi dari visi-misi Bupati Kuantan Singingi yaitu Kuansing Negeri Bermarwah pada misi ke-4 yaitu berwawasan yang mengandung makna bahwa pembangunan daerah kabupaten Kuantan Singingi untuk menciptakan penyelenggaraan pemerintah dan kehidupan masyarakat yang berorientasi kepada ilmu pengetahuan serta teknologi informasi.

Sehingga terwujud birokrasi yang memiliki sumber daya manusia yang unggul profesional memiliki keragaman yang tinggi berdaya saing berakhlak mulia berwawasan ke depan serta berorientasi kepada pelayanan publik yang prima serta terwujudnya manajemen birokrasi pemerintahan melalui tata kelola pemerintahan yang bersih efektif berwawasan dan demokratif.

“Visi ini diarahkan untuk meningkatkan manajemen birokrasi pemerintah yang profesional dan meningkatkan kualitas pelayanan publik berbasis teknologi informasi dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik bersih dan akuntabel,” tuturnya.

Jafrinaldi menjelaskan, aplikasi itu hadir dalam bentuk memperpendek rentang pelayanan kepada masyarakat serta meminimalisir persoalan-persoalan terkait pelayanan kesehatan, walaupun ini bukan satu-satunya solusi tapi paling tidak persoalan kesehatan sudah dipetakan dari sekarang.

"Digitalisasi menjadi topik yang diambil karena kita melihat perkembangan ke depan, transformasi pelayanan kesehatan membutuhkan digitalisasi," jelasnya.

Dikatakan Jafrinaldi, dengan Aplikasi AKU SIGAP Kuansing ini, kabupaten Kuansing mulai mencanangkan program digitalisasi penuh pada layanannya, mulai dari pendaftarannya, jadwal dokter, rawat inap, darurat, Fasilitas Kesehatan, telephon ambulance, hingga pelayanan konsultasi dokter.

Aplikasi ini, lanjutnya, bisa diunduh pada alat komunikasi seluler berbasis android saja dan belum bisa diaplikasi dengan menggunakan item ios, masyarakat bisa melakukan konsultasi tahap awal dan jika dokter memutuskan si pasien pengguna layanan untuk dilakukan observasi langsung, maka ia wajib datang tapi kalau tidak dalam tahapan pertama mungkin sebatas konsultasi saja.

“Kami sadari layanan AKU SIGAP belum sempurna, tapi kami akan terus melakukan pengembangan dan perbaikan sesuai kebutuhan masyarakat dan peraturan yang berlaku. Kami juga sudah melakukan pertemuan bersama teman-teman dari IDI dan ke depan juga akan pertemuan dengan teman-teman di bidang kesehatan IBI, IAI PPNI dengan BPJS. Kami juga sudah melakukan pertemuan saat ini sedang proses brizing terintegrasi menunggu IMD dari BPJS Hal ini dapat dukungan penganggaran dari BPJS,” demikian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi, Jafrinaldi menyampaikan.

Fokus dari transformasi digital kesehatan, pada pelayanan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan yang lebih merata, tidak hanya di perkotaan, tetapi di seluruh pelosok negeri.

Oleh karena itu, pemerintah menganggap ini sebagai batu loncatan untuk bergerak lebih jauh agar dapat terus maju dan berkeadilan. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan membangun industri bidang kesehatan di masa mendatang yang lebih strategis agar bisa memberi layanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat.

Untuk memenuhi rasa keadilan, semua warga masyarakat berhak mendapatkan layanan kesehatan yang optimal. Kedepannya, transformasi digital yang dilakukan pemerintah diharapkan juga dapat memudahkan pasien untuk mendapatkan akses dan layanan kesehatan yang lebih mudah.

Tidak hanya itu, strategi transformasi digital kesehatan 2024 yang diluncurkan juga diharapkan dapat menjaga keselamatan pasien, biaya rumah sakit yang lebih murah, baik untuk pasien dan fasilitas kesehatan, serta dapat mengontrol prosedur kesehatan untuk pasien yang lebih komprehensif.

Langkah yang promotif dan preventif dalam transformasi digital kesehatan ini juga akan memberi kemudahan bagi pelayanan kesehatan, baik fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun Fasilitas Kesehatan (Faskes) swasta.

Saat ini aplikasi layanan kesehatan sudah menerapkan layanan kesehatan berbasis teknologi yang memungkinkan para penggunanya berkonsultasi dengan dokter tanpa bertatap muka atau secara jarak jauh dalam rangka memberikan konsultasi diagnostik dan tata laksana perawatan pasien (Telemedicine).

Telemedicine sangat membantu bagi orang-orang yang tak bisa datang secara langsung ke rumah sakit akibat akses atau ketidakmampuan mereka untuk bepergian. Penggunaan teknologi ini akan memberikan layanan kesehatan yang lebih aksesibel bagi banyak orang. 

Sejak pandemi menyerang, permintaan pelayanan kesehatan mengalami peningkatan drastis. Virus yang mudah menular membuat banyak orang jadi rentan terjangkit. Di saat yang bersamaan, tenaga medis memiliki keterbatasan sumber daya manusia. Munculnya tren peningkatan kebutuhan layanan kesehatan mendorong sektor ini untuk melakukan perubahan digital yang cepat. 

Melalui transformasi digital di layanan kesehatan, masyarakat bisa melakukan booking janji temu dengan dokter, menyesuaikan waktu yang diinginkan, di rumah sakit terdekat yang Anda mau. Bahkan, masyarakat bisa memilih dokter yang akan menanganinya.

Semua bisa dilakukan melalui aplikasi yang sudah terintegrasi dengan jadwal dokter di berbagai rumah sakit. Hal ini akan mempercepat alur pelayanan kesehatan. Dari yang awalnya harus datang secara langsung dan antre lama, kini masyarakat bisa datang pas, sesuai waktu janji temunya. (*)






Tulis Komentar