Menteri Basuki: Semua Proyek Harus Menerapkan K3

WSO dan Allsysmedia Luncurkan Buku 100 Tokoh K3 Indonesia

KILASRIAU.com, Jakarta -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berharap semua sektor pembangunan menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seiring dengan peluncuran buku 100 Tokoh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Indonesia (Tokoh K3 Indonesia).

Hal tersebut disampaikan Basuki  sehari menjelang grand launching buku 100 Tokoh K3 Indonesia, Selasa 16 Agustus 2022.

"Buku 100 Tokoh K3 Indonesia ini cukup menarik dan perlu kiranya didorong untuk lahirnya tokoh-tokoh K3 di semua sektor. Saya berharap ke depan semua proyek harus menerapkan K3 secara komprehensif.  Lahirnya buku ini sangat bersejarah, apalagi dalam momen HUT kemerdekaan RI," kata Basuki sambil memegang buku 100 Tokoh K3 Indonesia.

Saat peluncuran nanti hadir Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sunardi Manampiar Sinaga dan Direktur Keberlanjutan Konstruksi, Direktorat Bina Konstruksi (Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat), Yudha Mediawan, pada acara peluncuran buku yang berlangsung di gedung Pertamina, Jakarta Pusat, pada Rabu 17 Agustus 2022. 

Buku tersebut diterbitkan Allsysmedia bekerjasama dengan World Safety Organisation (WSO) Indonesia dan Prosafera yang tidak hanya menceritakan sejarah K3 di Indonesia juga menyajikan kisah dan pengalaman 100 orang tokoh K3 yang terlibat menulis buku tersebut.

Representative WSO Indonesia, Soehatman Ramli mengutarakan buku ini dibuat sebagai bagian dukungan kepada pemerintah untuk membudayakan keselamatan. Ide pembuatan buku sudah lama, sejak 2016 yang dimulai dari membuat rubrik tokoh K3 di majalah ISafety, dan dilanjutkan dengan niat ingin mendokumentasikan dalam bentuk buku.

"Saya sendiri telah berkecimpung dalam dunia K3 lebih 50 tahun dan banyak terlibat, bergaul bersama sahabat K3 di berbagai sektor kehidupan. Banyak dari mereka menjadi guru saya, banyak yang tidak lagi mengenang bahkan kenal dengan perjuangannya. Dari sinilah timbul niat mengajak para praktisi K3 untuk menulis pengalamannya masing-masing," kata Soehatman.

Direktur Utama Allsysmedia Alexander Mering mengatakan the real hero karena orang-orang dalam buku inilah yang telah mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan K3 di Indonesia dan menyelamatkan jutaan pekerja di Indonesia dari bahaya kecelakaan kerja.

“Hitungan tersebut belum termasuk jumlah keluarga yang menggantungkan hidupnya kepada si pekerja yang mengisi berbagai sektor industri di Indonesia loh,” kata Mering yang juga alumni PPRA Lemhannas RI tahun 2020 itu.

Mering menambahkan, jika satu orang pekerja rata-rata punya 4 orang anggota keluarga saja, maka tinggal kalikan saja dengan jumlah pekerja Indonesia yang menurut data BPS (pebruari 2021), untuk sektor formal sekitar 52,92 juta orang. Oleh karena itulah Mering berani mengatakan bahwa orang-orang yang mendedikasikan hidupnya untuk bidang K3 adalah the real hero.

Pahlawan kata Mering berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu "phala", artinya ‘hasil’ atau ‘buah’. Karena itu pahlawan adalah orang yang berpahala, yaitu yang perbuatannya berhasil dan berguna untuk kepentingan orang banyak.

“Maka orang-orang yang telah mendedikasikan hidupnya di bidang K3 selama ini juga adalah pahlawan, bukan?!” tegasnya.

Diterbitkannya buku 100 Tokoh K3 Indonesia ini, kata Mering, bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para tokoh K3 Indonesia dan sekaligus untuk mendokumentasikan sejarah K3 di Indonesia. Jangan sampai para generasi muda melupakan sejarah dan siapa yang layak disebut pahlawan di sekitar kita.

Dia sangat yakin sudah banyak individu maupun kelompok orang dari berbagai latar belakang dan profesi yang berjasa di bidang K3. Namun sayangnya karena berbagai keterbatasan, Allsysmedia dan team editor buku baru mampu mengumpulkan 100 orang tokoh saja yang jejak dan sejarahnya berhasil dilacak dan bukukan.

Pada kesempatan yang sama Mering mengucapkan terimakasih kepada Chairman WSO Indonesia yang juga inisiator penulisan buku ini, yaitu Soehatman Ramli, DIPL. SM, SKM. MBA yang telah bekerja keras bersama timnya selama hampir 9 bulan sehingga akhirnya buku ini rampung dikerjakan.

Hasanuddin mengatakan kehadiran buku 100 Tokoh K3 Indonesia ini juga diharapkan dapat memenuhi rasa dahaga para praktisi dan akademisi yang membutuhkan data-data dan sejarah K3 di Indonesia.

Di mana, kata dia, sejak diundang-undangkannya UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja menjadi UU pada 12 Januari 1970, perkembangan K3 Indonesia sampai sekarang tumbuh cukup pesat. Ini terbukti dengan munculnya program-program studi K3 di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.

“K3 hadir sebagai bagian yang sangat penting dalam sejarah di berbagai sektor industri di Indonesia. Karena itu terbitnya buku ini juga sangat penting artinya dalam perkembangan sejarah K3 di Indonesia,” ujar Hasanuddin. 

K3 Indonesia saat ini kata Hasanuddin jauh lebih baik dibandingkan era 1970-an dan 1980-an. Dari tangan 100 tokoh dalam buku ini, bidang K3 di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan.

Hasanuddin juga anggota World Safety Organisation (WSO) Indonesia dan seorang jurnalis ini mengungkapkan karena persoalan kecelakaan kerja di Indonesia masih menjadi PR bersama, maka diterbitkannya buku ini juga menjadi salah satu upaya untuk menumbuhkan kesadaran sekaligus mengingatkan semua pihak betapa pentingnya membangun budaya K3 di Indonesia.

Hasanuddin mengatakan angka kecelakaan kerja di Indonesia masih cukup tinggi. Tahun 2020 kecelakaan dalam negeri sebesar 21,28% atau 221.740 kasus dan meningkat sekitar 5,65% atau 234.270 kejadian pada 2021.

"Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, mayoritas kecelakaan tersebut dialami di lokasi kerja dan terjadi pagi hari pukul 06.00 hingga 12.00. Selain mengakibatkan kecacatan, tak sedikit yang berakhir dengan kematian. Ini berimbas langsung pada perekonomian sebuah keluarga dan pada ujungnya mempengaruhi angka makro kemiskinan secara nasional di Indonesia,” papar Hasanuddin.

Hasanuddin menambahkan bahwa 100 tokoh K3 Indonesia yang menulis buku tersebut berasal dari kalangan birokrasi, akademisi, praktisi, dan penggiat atau pendukung yang terlibat langsung dalam dunia K3 secara teori dan praktis.**






Tulis Komentar