Trian Zulhadi : Atasi Kelangkaan Ini Dengan Mendirikan Industri

TELUK KUANTAN -  Warga masyarakat Kuantan Singingi dikeluhkan dengan harga minyak goreng yang kian melambung. Dimana, Kelangkaan minyak goreng di tingkat pedagang masih terjadi, sehingga mengakibatkan harganya sangat tinggi. Hal ini tentu membebani rumah tangga hingga pelaku usaha, terutama di sektor mikro. Terlebih lagi, kenaikan harga  tidak sebanding dengan penghasilan yang mereka dapatkan. Apalagi mereka yang baru bangkit dari terpapar dan hantaman Pandemi Covid-19.

Padahal pemerintah sudah mengeluarkan aturan terkait harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penetapan HET Minyak Goreng Sawit yang berlaku mulai 1 Februari 2022 lalu. Namun aturan itu tidak sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan.

Menanggapi hal itu, pengamat ekonomi Riau asal Kuansing, Dr. Trian Zulhadi, SE.,M.Ec angkat bicara terkait  persoalan tersebut. Menurutnya persoalan kelangkaan dan melambungnya harga minyak goreng harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah, tidak hanya mengeluarkan aturan saja atau memanggil para pedagang atau distributor saja, karena hal ini tidaklah memecahkan masalah dalam jangka panjang.

Lebih lanjut dikatakan Dr. Trian kepada KilasRiau.com pada Selasa (22/02/2002) pagi, di Teluk Kuantan, Pemerintah Daerah juga harus serius mengatasi kelangkaan ini dengan membuat industri minyak goreng di Kuansing, karena daerah kita kuansing ini adalah penghasil sawit yang sangat besar di Riau.

Selaku pengamat ekonomi, Trian Zulhadi yang merupakan jebolan Doktor Ekonomi UNPAD ini mengaku, saat dirinya ditanya oleh masyarakat kenapa harga minyak bisa mahal dan langka, padahal Riau sendiri merupakan salah satu daerah penghasil CPO terbesar di Indonesia. Beliau menjelaskan, bahwa dalam ilmu ekonomi, "ini merupakan fenomena fluktuasi harga yang disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktornya, bahwa kita selama ini mendatangkan minyak goreng dari luar atau impor. Padahal kita punya bahan baku untuk diolah menjadi minyak goreng. Sama halnya kenapa semua harga kebutuhan lainnya juga ikut mahal. Hal itu disebabkan karena semuanya pada di impor dari luar," begitu kata Dr. Trian menjelaskan.

"Itulah yang harus dicarikan solusi oleh pemerintah daerah saat ini," kata Ketua IKA UNRI Kuansing yang juga merupakan Ketua Ikatan Keluarga Besar Inuman se Indonesia ini menuturkan.**






Tulis Komentar