Gara-gara Pil KB, Alami 2 Kali Stroke dalam Seminggu

Ilustrasi pil Kb

KILASARIAU.com  - Seorang wanita mengalami dua kali stroke saat usianya baru menyentuh 23 tahun. Usia yang masih terbilang muda untuk mengalami penyakit yang cukup mematikan tersebut.

Kejadiannya pada April 2015, Hannah McGrath awalnya berpikir bahwa ia hanya mengalami migrain. Ia pun menjalani aktivitas sehari-hari seperti biasa. Namun beberapa hari berikutnya, tangan kirinya bekedut hingga tidak mampu untuk digerakkan.

"Yang pertama terjadi pada pagi hari sebelum aku tugas malam. Itu terasa seperti ada yang memukul kepalaku dengan sesuatu yang keras," katanya yang bekerja sebagai suster itu dikutip dari Metro.

"Aku pikir aku sakit dan kemudian aku tak bisa berdiri, aku terkapar di lantai. Saat itu aku di rumah sendirian dan kamarku berada di lantai tiga. Setelah beberapa waktu, aku merangkak ke kamarku dan ku sadari itu memakan waktu tiga jam," cerita Hannah.

Setelah meminum obat penghilang rasa sakit dan migrain, Hannah pergi ke rumah sakit untuk jaga malam. Selama jaga malam, ia merasa pusing dan tidak seimbang. Teman-temannya memerhatikan ia berjalan tanpa sadar.

Hannah pun beristirahat selama satu minggu, namun di ujung pekan ia merasa ada yang salah lagi pada dirinya. Ia menjatuhkan botol ke lantai namun tidak dapat mengambilnya.

Ia dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani pemindaian dengan MRI. Hasilnya menunjukkan bahwa ada dua clot atau bekuan di otaknya yang menyebabkan ia mengalami dua kali stroke.

Karena usianya yang masih muda, Hannah harus menjalani serangkaian pemeriksaan untuk mencari tahu apa sebenarnya yang menyebabkannya stroke. Ternyata penyebabnya adalah pil kontrasepsi atau pil KB  yang dikonsumsinya selama beberapa minggu terakhir.

"Aku minum pil KB 6-8 minggu terakhir karena kondisi kulitku yang memburuk, itu semacam uji coba untuk memperbaikinya (kulit -red)," tuturnya.

"Mereka tidak pernah menemukan penyebab yang pasti, tetapi diagnosis yang berhasil adalah bahwa pil tersebut menyebabkan gumpalan yang terbentuk di kaki saya, atau di tempat lain, dan kemudian menjalar ke jantungku," lanjut wanita yang kini berusia 27 tahun itu.

Setelah delapan hari dirawat di rumah sakit, Hannah pun kembali ke rumahnya di Sheffield, Inggris untuk rawat jalan. Ia menjalani terapi okupasi untuk membantu mendapatkan kekuatan tangan kirinya kembali selama sembilan bulan.

Sekarang, empat tahun berlalu, ia selalu meningkatkan kesadaran tentang stroke dengan berbicara pengalamannya mengalami stroke dan dampaknya pada kesehatan mental di depan publik. 

"Aku ingin meningkatkan kesadaran bahwa stroke dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia dan seringkali dengan cara yang tidak selalu terlihat," tandasnya.






Tulis Komentar