PRSI di Antara Budget Minimalis dan Memiliki Target Tinggi di SEA Games

PRSI mendapatkan jatah anggaran yang jauh di bawah ekspektasi untuk menggelar pelatnas jelang SEA Games 2019. (Foto: Rengga Sancaya)

KILASRIAU.com - PB PRSI (Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia) baru akan menggelar pelatnas setelah lebaran, meski SEA Games 2019 sudah di depan mata karena persoalan anggaran. Padahal PRSI dipatok target tinggi.

Pelatnas atlet-atlet menuju SEA Games 2019 dan kualifikasi Olimpiade 2020 idealnya digeber sejak Januari lalu. Namun, cabang olahraga akuatik belum juga menggelar pelatnas sampai saat ini karena belum menandatangani MoU anggaran Kemenpora.

Dari usulan sebesar Rp 50 miliar, tapi yang disetujui pemerintah hanya sekitar Rp 9 miliar untuk tiga cabang olahraga. Padahal di pelatnas 2018, PRSI mendapat dana sekitar Rp 32,4 miliar untuk mengakomodir empat cabang olahraga.

"Kami belum menjalankan pelatnas karena budget kami engga di-approve Kemenpora. Dengan budget yang ada hitungan kami untuk renang saja hanya memungkinkan mempelatnaskan 10 orang dari awalnya kami ingin 26 atlet. Lalu loncat indah dari 12 kemungkinan hanya tiga atlet. Karena itu, sampai sekarang kami belum tanda tangan MoU. Kalau kami tanda tangan ya sama saja bohong, padahal ditarget 6 emas," kata Wakil Ketua Umum PRSI Harlin E Rahardjo dalam jumpa persnya di Stadion Akuatik, Gelora Bung Karno, Senayan, Selasa (23/4/2019).

Harlin menjelaskan target enam emas yang disodorkan pemerintah sebenarnya masih realistis dipenuhi PRSI asalkan budgetnya sesuai. Enam emas berkaca pasa hasil SEA Games 2017, saat itu I Gede Siman cs berhasil merebut empat medali emas. 

"Realislistis sebenarnya karena polo punya peluang, loncat indah juga, renang pemain mudanya mulai terlihat dan berpeluang. Cuma kami khawatir dengan budget segini bisa jalan engga programnya," ujar dia. "Kami berharap adanya keajaiban. Renang pun dengan skuat sekarang ada kemungkinan menambah emas dari yang sebelumnya, tapi dananya?" ujarnya. 

Tapi Harlin juga tak ingin ngoyo dengan situasi yang terjadi dengan pemerintah. Dia bilang selambat-lambatnya PRSI akan menjalankan pelatnas setelah Lebaran. 

"Program harus tetap jalan tapi harus lebih efisien dan smart. Kami harus menemukan cara kreatif yang baru supaya program tetap jalan. Misalnya polo air kemarin. Kami pikir bagaimana ada koneksi dengan Jepang, mereka mau engga ya sepekan di sini, kami biayai hotel segala macam, mereka latih tanding," Harlin menjelaskan. 






Tulis Komentar