Kisah Rionny Membangun Bulutangkis di Jepang yang Menguasai Dunia Kini

Rionny Mainaky berperan signifikan menelorkan pebulutangkis top dunia dari Jepang. (Grandyos Zafna/detikSport)

KILASRIAU.com - Rionny Mainaky berperan signifikan dalam menelorkan pebulutangkis top Jepang saat ini. Seperti apa kisahnya?

Rionny dipulangkan oleh PP PBSI ke Tanah Air untuk menangani tunggal putri sejak April 2019. Bapak tiga anak itu memiliki pengalaman panjang menangani pebulutangkis junior dan senior di Negeri Sakura. 

Petulangannya di Jepang dimulai pada 1993. Berikut penuturannya.

"Waktu itu kan saya habis juara di Kejuaraan Nasional untuk ganda putra bersama Nunung Wibianto. Kemudian, oleh PBSI saya dikirim ke kejuaraan di Brunei Darussalam. 

Sebelum itu, saya mendapatkan tawaran dari company YKK dari Jepang. Mereka perlu dua orang pemain. Kami ditawari, saya dan Nunung. 

Saya, ada makan, ada tempat tidur? Oke. Terserah sudah, saya tanda tangan kontrak. Dua bulan itu saya menunggu, saya pikir tak jadi, enggak tahunya setelah juara di Brunei, visa jadi.

Tapi, saat itu dari pelatnas PBSI juga ada surat agar bergabung di pelatnas utama. Itu saya tahu pas sudah di Jepang. Ya, saya pilih yang sudah janji, kan kita sudah janji. Sudah teken kontrak.

Saat ada panggilan dan sudah berada di Jepang sih sebenarnya menyesal. Karena, saat saya datang di YKK itu cuma ada satu GOR. Kami mulai dari nol. Saya dengan Nunung Wibianto.

Kemudian saya cari pemain di sekolah-sekolah buat tim, ada tujuh orang, kemudian main liga di sana. Setelah empat tahun, kami juara di sana. Tak pernah kalah. Setelah itu, juara antarperusahaan. 

Setelah lima tahun kemudian, saya mulai ditarik ke tim nasional Jepang. Itu pun cuma seperti magang. Dibayar, balik. Satu doang yang melatih. Saya bilang kalau begini terus tak akan maju. 

Saya sempat beberapa tahun berhenti, kemudian saya pegang junior nasional selama satu tahun. Tapi, latihan juga sama masih sedikit. Setelah itu juara, salah satunya Kenichi Tago juara, lalu saya kembali ke Indonesia pada 2003." 

Dua tahun di Indonesia, Rionny pulang ke Indonesia. Dua tahun kemudian, dia dipercaya menangani timnas junior Jepan lagi selama setahun. 

Mulai 2006, Rionny balik lagi ke Indonesia. Dia sempat menangani pelatda Banten dan menjadi asisten pelatih ganda putra pelatnas PBSI di bawah Sigit Pamungkas hingga mengantarkan Markis Kido/Hendara Setiawan menjadi juara Olimpiade 2008 Beijing. 

Cuma bertahan setahun, Rionny kembali ke jepang dan menangani Unysis Jepang. Pada 2010 dia dipanggil ke timnas jepang untuk memoles ganda putra. Dia bertahan selama sembilan tahun. 

"Saya di Jepang pegang Unysis dan junior. Setelah federasi bulutangkis Jepang tahu saya berada di sana, mereka meminta saya bergabung mulai 2009-2011. Sejak itu Jepang mulai juara-juara. Saya berada di sana sampai 2019 barulah saya memutuskan kembali ke sini," kata dia. 






Tulis Komentar