Arbi DPW PPP Riau: Dwi Surya Gagal Pahami AD/ART, Jangan Asal Cuap di Media!

KILASRIAU.com – Suasana politik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Provinsi Riau tengah diwarnai ketegangan menyusul pernyataan mengejutkan dari Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kabupaten Pelalawan, Dwi Surya Pamungkas.
Dalam pernyataannya kepada media, Dwi menuding salah satu Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP telah menyebarkan hoaks dalam proses konsolidasi politik di Bumi Melayu.
Tudingan tersebut langsung menuai respons keras dari jajaran pengurus wilayah. Salah satunya datang dari Arbi Irawan, SH, MH. Pengurus Harian DPW PPP Provinsi Riau. Dalam pernyataan tertulis yang disampaikan kepada wartawan, Arbi menyebut bahwa pernyataan Dwi sangat tidak berdasar, tidak berdokumen, dan terkesan asal-asalan.
- Suara dari Riau! Muskercab PPP Pekanbaru Usulkan H. Mardiono Kembali Pimpin Partai
- Faisal Reza Serap Aspirasi Warga, Pembangunan Kantor Lurah Sungai Sibam Jadi Prioritas
- PPP Riau Jalin Komunikasi Strategis, Temui Kapolda di Pekanbaru
- Dana Hibah Rp874 Juta Diduga Diselewengkan, DPW PPP Riau Resmi Lapor ke Kejari
- Reses di RW 12 Sidotim, Warga Sampaikan Beberapa Aspirasi ke Faisal Islami
Ardi menilai Dwi tidak memahami mekanisme internal partai, terutama terkait Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Muswil Lub), yang menjadi titik awal dari polemik ini. Ia menegaskan bahwa setiap langkah organisasi telah melalui prosedur sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai yang berlaku.
"Kalau tidak mengerti persoalan, apalagi soal Muswil Lub, sebaiknya jangan berbicara ke media. Jangan ngelawak, ini organisasi politik serius, bukan tempat lelucon. Publik kita cerdas, jangan sampai dibodohi dengan narasi yang tidak akurat," tegas Arbi.
Lebih lanjut, Arbi menyoroti lemahnya kinerja DPC PPP Kabupaten Pelalawan di bawah kepemimpinan yang saat ini dijalankan oleh Dwi Surya Pamungkas. Ia menyebut bahwa sejak Dwi menjadi Sekretaris DPC, PPP justru tidak berhasil meraih satu pun kursi di DPRD Kabupaten Pelalawan pada Pemilu 2024.
"Jangankan membawa PPP meraih kursi, dirinya sendiri maju sebagai calon legislatif dan gagal. Ini seharusnya menjadi bahan evaluasi diri, bukan malah menyerang kepemimpinan pusat yang sedang bekerja menyatukan kekuatan partai," ujarnya tajam.
Arbi juga mengungkap fakta yang tak kalah memprihatinkan: DPC PPP Pelalawan justru pernah menyingkirkan salah satu kader unggulan partai, Junaidi Purba atau yang akrab disapa Gope. Sebelumnya, Gope menjabat sebagai Ketua DPC PPP Pelalawan dan dikenal luas memiliki basis massa kuat di daerah tersebut. Namun, karena konflik internal, Gope justru didepak dari struktur.
"Akibat kebijakan tidak rasional dari DPC, Gope terpaksa maju dari partai lain dan berhasil lolos ke DPRD. Sementara PPP Pelalawan justru gagal total. Ini ironi yang menyakitkan sekaligus bukti bahwa kepemimpinan DPC sangat lemah secara strategi politik," tutur Marco sapaan akrabnya.
Situasi ini mencerminkan dinamika internal PPP di daerah yang masih menghadapi tantangan besar, baik dalam konsolidasi kader maupun penguatan basis massa. Dengan kontestasi politik 2029 yang mulai dipersiapkan dari sekarang, berbagai pihak dalam tubuh PPP Riau berharap agar konflik internal segera diselesaikan dan arah perjuangan politik kembali difokuskan pada kepentingan rakyat, bukan sekadar perebutan jabatan.
"Kalau semua pihak mau jujur dan rendah hati, kita bisa duduk bersama membangun PPP. Tapi kalau masing-masing merasa paling benar dan bicara tanpa dasar, partai ini akan terus tersandung oleh masalah internal," pungkasnya.
Tulis Komentar