Suara Petani Inhil : Pemerintah Jangan Tutup Ekspor Jika Ingin Melihat Masyarakat Sejahtera

KILASRIAU.com - Masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mayoritas adalah petani kelapa. Dimana, hampir 70 persen masyarakatnya hidup dari hasil kebun kelapa.
Hari ini harga kelapa mulai berpihak kepada petani. Oleh karena itu, masyarakat Inhil berharap tidak ada larangan atau ekspor kelapa sampai ditutup oleh Pemerintah.
Ketua PPWI Inhil Rosmely angkat bicara. Menurutnya, adanya ekspor kelapa menjadi pilihan bagi petani di Inhil dalam menentukan kemana mereka ingin menjual dengan harga yang sesuai.
- Pemkab Inhil Tegaskan Tidak Pernah Siapkan Lahan Transmigrasi dan Terima Limpahan dari TNTN
- Gas Pembangunan Skala Prioritas, Bupati Inhil: OPD Bekerja Lemah akan Dievaluasi
- Polres Inhil, Forkopimda, Mahasiswa, dan Masyarakat Gelar Aksi Solidaritas Bagi-Bagi Bunga di Tembilahan
- Pastikan Pelaksanaan Pembangunan Sesuai Target, Bupati Inhil Hadiri Rapat Evaluasi Fisik dan Keuangan
- Bupati Hadiri Rapat Evaluasi Fisik dan Keuangan Bersama Jajaran Pemkab Inhil
"Kita minta jangan sampai ada larangan atau penutupan ekspor. Kita tentu berharap harga kelapa terus membaik, sehingga petani di Inhil sejahtera," ucap Mely sapaan Akrabnya, Minggu 27 April 2025.
Hal senada juga diungkapkan Burhanuddin seorang petani kelapa Inhil. Berharap harga kelapa bisa stabil dan berpihak.
"Kami berharap agar harga kelapa ada acuan dan menjadi ketetapan pemerintah, sebagaimana harga TBS sawit. Jika sawit mengacu pada harga pasaran cpo, maka seharusnya harga kelapa bulat harus mengacu pada harga minyak kelapa mentah (cno). Harga kopra sekarang sudah diatas 24 rb perkg. Ekspor kelapa akan ditutup ini menurut kami hanya pengulangan permintaan pihak tertentu disaat harga bahan baku kelapa naik, "terang Burhanudin yang juga merupakan pemerhati Kelapa Inhil.
Beredar kabar menguat dugaan ada permainan harga kelapa selama ini. Sehingga mencuat wacana untuk menutup Ekspor kelapa.(**)
Tulis Komentar