KILASRIAU.com – Meski ditutup di Rp 14.075, siangg tadi rupiah sempat menyentuh level 13.990. Hal ini menunjukkan perdagangan nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) makin perkasa.

Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas stabilitas moneter mengklaim, penguatan rupiah terjadi karena membaiknya fundamental perekonomian Indonesia.

Buktinya, di awal tahun ini rupiah mulai menujukkan keperkasaannya sejak akhir pekan kemarin pada 4 Januari 2019. Bahkan ditutup di Rp 14.185.

Analis AAEI Reza Priyambada mengatakan, adanya rilis inflasi yang dianggap cukup stabil membuat laju Rupiah mampu mengalami kenaikan di samping sejumlah sentimen lainnya.

“Kondisi di dalam negeri juga cukup kondusif terutama setelah BI kembali menegaskan akan tetap mengarahkan kebijakan moneter untuk lebih prostabilitas demi menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar Rupiah,” ujarnya, dilansir JawaPos.

Rupiah cukup beruntung dengan masih adanya sejumlah sentimen positif yang dapat mengimbangi sentimen dari global.

Pergerakan rupiah sempat melemah di pekan kemarin seiring dengan masih adanya kekhawatiran akan terjadinya government shutdown di AS sehingga meningkatkan permintaan akan aset-aset safe-haven, yaitu USD.

Di sisi lain, terapresiasinya USD juga disebabkan rilis data ketenagakerjaan AS yang dilaporkan mengalami peningkatan penyerapan pekerjaan.

Selain itu, juga disebabkan melemahnya EUR dan GBP seiring dengan belum tuntasnya masalah Brexit di bawah pemerintahan PM Theresia May.

“Akan tetapi, kondisi berbalik yakni USD kembali melemah setelah merespons pernyataan Gubernur The Fed, Powell, yang menyampaikan bahwa The Fed akan bersabar dalam menyikapi dan mencermati kondisi ekonomi internal dan global,” tandasnya.